Top Gun: Maverick bisa dibilang menjadi film Tom Cruise tersukses sepanjang masa. Sekuel dari Top Gun 1986 ini telah meraup lebih dari 500 juta dolar AS hanya dalam seminggu penayangannya di seluruh dunia.
Namun kesuksesan Maverick diiringi adanya isu pelanggaran hak cipta yang dilakukan oleh rumah produksi Paramount Pictures.
Diketahui, cerita Top Gun pertama yang disutradarai Tony Scott pada 1986 terinspirasi dari artikel Top Guns karya mendiang Ehud Yonay yang diterbitkan di majalah California pada 1983.
Istri dan putra Ehud, Shosh Yonay dan Yuval Yonay yang tinggal di Israel mengklaim bahwa Paramount Pictures telah melanggar hak cipta atas perilisan Top Gun: Maverick.
Sebab menurut mereka, nama Ehud seharusnya dikreditkan dalam Top Gun: Maverick, namun film tersebut tidak menyebutkan nama penulis atau artikel yang menjadi sumber inspirasi film pertamanya.
Pasal 203 dalam Undang-Undang Hak Cipta menyebutkan bahwa penulis memiliki hak untuk menghentikan pengalihan hak cipta setelah setidaknya 35 tahun sejak tanggal pemberian atau publikasi.
Sementara keluarga Yonay sendiri telah mengajukan pemberitahuan pada 2018 untuk memulihkan hak atas cerita yang kemudian hak cipta dikembalikan kepada mereka pada Januari 2020.
Paramount mengatakan bahwa Top Gun: Maverick selesai pada 2019, tetapi Yonays menuduh itu tidak terjadi hingga Mei 2021.
Mereka berpendapat bahwa Paramount gagal mendapatkan kembali lisensi baru untuk artikel 1983, yang menginspirasi film asli dan sekuelnya.
The Yonays mengklaim Paramount sengaja mengabaikan tindakan Hak Cipta dan mencari ganti rugi yang tidak ditentukan, ganti rugi, keuntungan dari Top Gun: Maverick dan untuk memblokir studio dari
"Mengembangkan, memproduksi, atau mendistribusikan Sekuel 2022 dan karya turunan lainnya yang berbasis secara keseluruhan atau di bagian dari Cerita dan/atau Film 1986." kata The Yonays yang diwakilkan oleh Marc Toberoff, seorang veteran litigasi hak cipta dan hiburan.
