Film 'Yuni' Melawan Dogma Agama dan Budaya Patriarki: Suara Perempuan Bukan Aurat!

- Minggu, 19 Desember 2021 | 15:25 WIB
Tokoh 'Yuni' mengendarai sepeda motor ungu miliknya dalam film 'Yuni' garapan Kamila Andini. (Foto: Four colours films)
Tokoh 'Yuni' mengendarai sepeda motor ungu miliknya dalam film 'Yuni' garapan Kamila Andini. (Foto: Four colours films)

Film 'Yuni' telah tayang di bioskop Indonesia sejak 9 Desember 2021. Film garapan sutradara Kamila Andini ini menyita perhatian karena mengangkat isu patriarki yang berkelindan dengan tradisi agama terkait posisi perempuan di masyarakat.

Sebelum ditayangkan di bioskop Indonesia, film yang dibintangi oleh Arawinda Kirana (pemeran Yuni) ini telah menyabet berbagai penghargaan, di antaranya dalam Festival Film Internasional Toronto dan terpilih mewakili Indonesia untuk seleksi ajang Academy Award kategori Best Foreign Language.

Arawinda pribadi juga meraih penghargaan sebagai Pemeran Perempuan Terbaik di Piala Citra dan Silver Yusr Award for Best Actress Red Sea International Film Festival 2021.

Dengan bahasa Jawa ngapak berdialek Sunda dan mengambil latar di suatu daerah di Serang, Banten, film ini diawali dengan fragmen di mana tokoh Yuni berangkat ke sekolah mengendarai sepeda motor matic warna ungunya.

-
Tokoh 'Yuni' menatap ke luar jendela. (Foto: Four colours films)

Sampai di sekolah, Yuni dan beberapa murid perempuan basah kuyup karena kehujanan dalam perjalanan. Seorang guru di sekolahnya menyampaikan pengumuman mengenai tes keperawanan terhadap seluruh siswi.

Yuni, yang dikenal sebagai remaja perempuan maniak warna ungu (semua barang miliknya berwarna ungu), berbisik-bisik dengan teman-temannya saat mendengar pengumuman itu.

Tradisi Perempuan Dilamar di Usia Muda

-
Tokoh 'Yuni' menguping lamaran. (Foto: Four colours films)

Salah satu gambaran budaya patriarki yang diangkat dalam film ini adalah tradisi mengawinkan anak perempuan di bawah umur. Bahkan, tidak sedikit anak perempuan di sekolah Yuni yang putus sekolah karena harus menerima lamaran laki-laki. Mereka dicekoki mitos bahwa menolak lamaran akan membuat jodoh mereka jauh, sehingga mereka takut untuk tidak menerima lamaran dan merelakan masa depan dan cita-cita mereka.

Yuni sendiri dilamar tiga kali dan ketiganya ia tolak. Bahkan, ia juga kabur menjelang prosesi ijab kabul dengan Pak Damar, calon suaminya yang merupakan guru Bahasa Indonesia-nya di sekolah. Bukan lantaran ia telah memergoki Pak Damar sebagai laki-laki dengan seksualitas tak lazim (mencoba jilbab di ruang ganti toko baju di pasar), melainkan karena ia memilih mengejar cita-citanya untuk melanjutkan pendidikan, di samping ia juga tidak mencintai Pak Damar--kecuali sekadar kagum.

Meruntuhkan Stigma Urusan Perempuan di Dapur, Sumur, Kasur

-
Tokoh Yuni dan Suci berswafoto setelah ber-makeup. (Foto: Four colours films)

Gambaran budaya patriarki lainnya yang diangkat dalam film ini adalah soal  pandangan masyarakat, termasuk kaum perempuan sendiri, yang menganggap bahwa perempuan tidak perlu sekolah tinggi-tinggi, karena pada akhirnya hanya akan bekerja di dapur, sumur, dan kasur.

Anggapan ini, kita tahu, sudah melekat dan membudaya dalam masyarakat Indonesia secara umum, sehingga perempuan yang mencoba melawan "tradisi" itu dianggap aneh dan ganjil.

Anggapan itu, seiring waktu, memang mulai memudar semenjak perempuan bebas untuk bersekolah tinggi, namun tetap saja, masih ada anggapan bahwa perempuan tetap harus menuruti apa kata laki-laki (dalam hal ini suami).

Melawan Dogma Agama

-
Tokoh Yuni dan Yoga duduk bersama membicarakan masa depan. (Foto: Four colours films)

Tak cuma mencoba melawan patriarki yang mengakar karena budaya lokal, film Yuni juga mencoba mendobrak tradisi berbau patriarkis yang lahir dari penafsiran akan ajaran agama Islam.

Salah satunya perihal doktrin 'suara perempuan adalah aurat' yang membuat perempuan tidak boleh bersuara di hadapan orang banyak, terutama menyanyi.

Dalam salah satu adegan, Yuni, yang tinggal di lingkungan yang menganggap suara sebagai aurat, sempat khawatir saat diajak menyanyi dalam sebuah pertunjukan kecil yang diadakan sebuah band.

Halaman:

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

X