Proses syuting film di tengah situasi pandemi seperti ini memang terbilang sulit. Hal itulah yang juga dialami Hanung Bramantyo beserta krunya saat menggarap film 'Satria Dewa Gatotkaca' di tengah pandemi seperti saat ini.
Ungkapan keluh kesah mengenai beratnya syuting di tengah pandemi tersebut dirancang dalam bentuk banner image yang diunggah akun @satriadewa.studio selaku produsen dari film Gatot Kaca tersebut. Hanung menganggap pandemi adalah kompromi yang terberat yang pernah ia alami selama karirnya membuat film.
"Saya terbiasa kompromi dengan producer, jadwal pemain, cuaca. Tapi, ini kali kompromi terberat buat saya. Yaitu, kompromi dengan situasi pandemi yang tak bisa dipastikan, sampai kapan berakhir," tulis Hanung Bramantyo.
Hanung juga merasa dilema saat pertama kali harus memulai syuting film tersebut. Ia merasa harus bertaruh dengan keadaan seperti yang ia unggah dalam Instagramnya waktu pertama kali memulai syuting.
"Hidup ini terus bergerak. Saat pandemi muncul, otak ditantang untuk bersiasat dan menggali segala pengetahuan diluar kemampuan diri kita sendiri. Diri saya. Gak pernah kebayang sebelumnya, saya ditantang untuk bertaruh : Tetap bertahan dirumah dengan segala yang ada, atau berkarya diluar penuh resiko?" tulis Hanung dalam akunnya.
Banyak hal yang harus berubah saat memulai menggarap film ini. Sejatinya, Hanung sudah membayangkan akan menggunakan latar kota Semarang, Jogja, atau Jakarta dalam menciptakan kota Astinapura, tempat kisah ini bergulir. Namun semuanya berantakan karena pandemi.
Hal itu pernah ia ungkapkan sebelumnya saat menggelar virtual press conference beberapa waktu lalu.
"Saya sempat kepikiran untuk mencoba mengganti kotanya di Jogjakarta. Saya sudah coba sampaikan kepada Gubernurnya, Sultan Hamengkubuwono X. Ia sempat mengizinkan, namun ia berpesan untuk tidak bersifat kolosal," ucapnya dalam press conference beberapa waktu lalu.
Tanggapan sang Gubernur pun membuat dirinya hampir tak berdaya mengingat filmnya memang bersifat kolosal yang membutuhkan banyak pemeran.
Sehingga akhirnya ia terpaksa mencari alternatif lain untuk melakukan pengambilan gambar di pinggiran Jogjakarta, di tempat yang sepi jauh dari pemukiman penduduk.
Kini, proses syutingnya pun telah usai. Hanung beserta tim yang bertugas telah melakukan yang terbaik. Pihak Satria Dewa Studio pun memberikan apresiasi kepadanya dan berharap film tersebut bisa tayang 2021 mendatang.
Artikel Menarik Lainnya:
- Satu Keluarga Positif dan Anaknya Meninggal, Wali Kota Jambi: Covid-19 Tak Kenal Ulama
- Kritik Penanganan Covid-19, dr Tirta: Katakan Lantang Kalau Kita Salah Ambil Keputusan
- Politisi PDI Perjuangan Meninggal Dunia Usai Ikuti Raker Tahunan, DPRD Sumut Berduka
