Pengakuan kontroversial Livi Zheng soal keterlibatannya di ajang Oscar membuat dunia maya gaduh. Di dunia nyata, sejumlah sineas juga ikut angkat bicara.
Dalam program Q&A Metro TV bertema 'Belaga "Hollywood"' yang disiarkan pada Minggu (1/9) kemarin, Livi Zheng dipertemukan dengan sejumlah sutradara dan pengamat film, salah satunya Joko Anwar.
Sutradara film 'Gundala' ini mencecar pertanyaan seputar klaim nominasi Oscar Livi Zheng untuk film bergenre action thriller garapannya, 'Brush With Danger'. Joko Anwar menganggap Livi Zheng memanfaatkan ketidaktahuan publik.
"Film kalau misalnya in contention for Oscar, artinya ikut dalam eligible untuk Oscar itu bukan berarti filmnya secara kualitas dan standarnya up to Oscar," ungkap Joko Anwar.
Joko Anwar lantas mempertanyakan soal undangan yang diterima Livi. Padahal menurut sutradara 'Pengadi Setan' ini, untuk masuk tahap seleksi tersebut dimulai dengan pendaftaran.
"Saya enggak mendaftar, saya langsung diundang via email. Saya enggak kenal siap-siapa, kita juga enggak nyangka. Skrip juga saya diminta oleh perpustakan Oscar," sanggah Livi.
Bukan cuma itu. Melalui siaran pers yang disebarkan melalui pesan aplikasi WhatsApp, sutradara asal Blitar yang menetap di Amerika ini sebelumnya juga mencoba meyakinkan publik bahwa filmnya yang lain 'Bali: Beast of Paradise' mampu bersaing dengan film 'Avengers: Infinity War' di kategori 'Best Picture'.
"Berapa banyak film Asia Tenggara yang bisa masuk seleksi nominasi Oscar? Oscar adalah standar dunia," kata Livi.
Tapi Joko Anwar lantas menegaskan genre film 'Bali: Beats of Paradise' dengan 'Avengers: Infinity War' berbeda sehingga tidak mungkin bersaing di kategori yang sama.
"Avengers film feature, kamu film dokumenter bagaimana bersaingnya?" lontar Joko Anwar.
Seru ya. Jadi yang benar Livi Zheng apa Joko Anwar, nih?
