Demi Batu Suiseki, Pemuda Ini Berburu hingga ke Hutan Sumatera: Harganya Gak Masuk Akal!

- Kamis, 22 Desember 2022 | 13:50 WIB
Pria Kediri kolektor batu suiseki (Z Creators/Firman Imansyah)
Pria Kediri kolektor batu suiseki (Z Creators/Firman Imansyah)

Suiseki adalah seni mengapresiasi batuan yang tekstur dan coraknya terbentuk secara alami tanpa campur tangan manusia.

Suiseki mungkin masih terdengar asing di telinga masyarakat awam. Tapi enggak bagi Alexander Wiliam Hartono (22), pemuda asal Kabupaten Kediri, Jawa Timur ini sudah mengenal seni ini lebih dari 5 tahun terakhir. Alex mengenal seni “Suiseki” dari ayahnya, dan akhirnya ia pun ikut terjun ke dalamnya. 

Kini lebih dari 20 ton batu alam dengan beragam corak menjadi koleksi di rumahnya, dan sebagian batu telah dipamerkan ke berbagai pameran. Mulai dari batu hitam sebesar kepalan tangan orang dewasa dengan corak berbentuk kambing dan zebra, kemudian batu polos mirip bentuk telur ukuran besar, hingga batu dengan tekstur kasar yang di dalamnya terdapat cekungan mirip goa di dalam gunung yang tinggi.

Alex mengatakan, untuk bisa mendapatkan batu dengan tekstur dan corak buatan alam diperlukan usaha oleh penambang batu hingga ke pedalaman hutan.

"Jadi memang ada yang ngakunya nemu saat main di sungai dan macam-macam, namun kalau yang di pedalaman Sumatera Barat ini memang mereka para penambang ini mencari hingga ke pelosok hutan, dan perairan yang deras," ujarnya pada Rabu (21/12/2022).

Nilai sebuah batu “Suiseki” tergantung dengan interpretasi masing-masing orang yang melihat dan memaknainya. Tapi salah satu batu paling mahal yang dimiliki oleh Alex adalah batu dengan cekungan lubang yang ditunjukkannya kepada Z Creator, Firman Imansyah. 

Dirinya enggan merinci berapa harga batu itu, namun pastinya di atas angka Rp10 juta.

"Untuk harga jangan ditanya ya," ucapnya.

Enggak ada perawatan khusus yang diperlukan untuk batu-batu koleksinya, paling hanya semprotan air untuk menjaga kelembaban batu atau kadang ada pemilik batu yang rajin mengolesinya dengan baby oil agar terbentuk lapisan baru yang lebih licin dan mengkilap.

"Kalau kena air, itu lihat warnanya langsung beda kan Mas, cukup seperti ini saja, sebenarnya," jelasnya.

Alex juga menjelaskan, dalam “Suiseki” ada beberapa parameter batu yang dianggap cukup baik, mulai dari tingkat kekerasannya, kemudian corak dan teksturnya, harga batu “Suiseki” juga kadang dipengaruhi oleh berapa lama batu itu sudah menjadi koleksi seseorang.

Hal ini bisa dilihat dari lapisan permukaan batu atau patina yang terbentuk setelah batu itu setiap hari mendapatkan perawatan dari pemiliknya.

"Pastinya ini terbentuk karena setiap hari dipegang orang kan, jadi kayak membentuk lapisan baru di atasnya gitu, itu juga akan jadi parameter pembeda nilai harga sebuah batu," pungkas Alex. 

Gimana, kamu tertarik untuk mengoleksi batu “Suiseki” juga?

Halaman:

Editor: Administrator

Tags

Terkini

Kemnaker Luncurkan Program K3 Nasional 2024-2029

Kamis, 25 April 2024 | 21:56 WIB

3 Ayat Alkitab Tentang Masa Depan

Selasa, 16 April 2024 | 17:00 WIB
X