Ngalahin Gaji ASN! Sarjana Teknik Informatika Pilih Jadi Peternak, Omzetnya Bikin Melongo

- Senin, 6 Juni 2022 | 13:41 WIB
Sarjana yang raup cuan dari beternak puyuh (Rivo Wijaya/IDZ Creators)
Sarjana yang raup cuan dari beternak puyuh (Rivo Wijaya/IDZ Creators)

Pintu rezeki bisa terbuka dari mana saja, termasuk dari bidang usaha yang jauh dari background pendidikan sekalipun. Seperti yang kini dijalani sarjana lulusan Teknik Informatika dari Universitas Negeri Padang (UNP) bernama Febi Piltra ini.

Pemuda yang berasal dari Nagari Siberambang, Kecamatan X Koto Di Atas, Kabupaten Solok, Sumatera Barat (Sumbar) ini malah sukses jadi peternak burung puyuh, yang pendapatannya bahkan mengalahkan gaji ASN per bulan!

"Awalnya saya juga tidak paham berwirausaha, tetapi karena mencari kerja susah, dan melihat teman ada yang berwirausaha ternak burung puyuh, saya pun tertarik. Sampai- sampai saya mencari tahu bagaimana cara beternak puyuh yang benar, sehingga akhirnya saya memberanikan diri untuk mencoba," ungkap Febi, Sabtu (4/6/2022).

-
Febi, sarjana yang sukses jadi peternak (Rivo Wijaya/IDZ Creators)

Setelah mencari tahu, sambungnya, ternyata ternak puyuh enggak sesulit yang dibayangkan. Yang terpenting, bibit yang dibeli itu bibit unggul dan enggak cacat.

"Dan yang perlu dilakukan dalam beternak puyuh yaitu menjaga kebersihan kandang, kebutuhan pakan (makanan), air minum, dan sekaligus menjaga ketenangan (kenyamanan) burung puyuhnya. Karena burung puyuh sendiri memiliki tingkat stres yang lebih tinggi dibandingkan ayam dan bebek.” Kata Febi.

“Makanya untuk menjaga supaya puyuh enggak stres dan sekaligus terhindar dari suara-suara yang bisa membuatnya terganggu, di kandang puyuh sendiri sengaja dihidupkan musik setiap harinya, siang dan malam," terangnya.

-
Peternakan burung puyuh milik sarjana teknik informatika (Rivo Wijaya/IDZ Creators)

Febi menambahkan kalau burung puyuh itu punya masa produktif selama satu tahun. Dan setelah itu, puyuh-puyuh tersebut dijual dan diganti dengan bibit puyuh yang baru.

"Jadi puyuh yang sudah berumur 1 tahun tersebut harus diganti. Karena kalau lebih dari setahun biasanya jumlah telur dari puyuh-puyuh tersebut berkurang, bahkan ada yang tidak lagi bertelur. Sebab itulah setelah satu tahun, puyuh tersebut dijual seperti ke rumah makan maupun ke penampungnya langsung untuk dijadikan konsumsi dagingnya," ujarnya.

-
Telur burung puyuh yang siap dijual (Rivo Wijaya/IDZ Creators)

Selama tiga tahun beternak puyuh, Febi mengaku dalam sebulan bisa mengantongi omzet kotor berkisar Rp8 juta.

"Intinya sebagai pemula, omzet segitu sih tergolong lumayan. Dan sekarang jangan terpaku pada usaha apa yang bagus, tetapi apa yang kita bisa, karena pada dasarnya semua usaha itu bagus. Dan yang enggak bagus itu kalau kita enggak ngapa-ngapain," tegasnya sambil tersenyum.

Saat ditanya ke mana telur puyuhnya dijual, Febi mengatakan kalau telurnya langsung diantar ke pembeli.

"Untuk telur saya langsung antar ke pembeli, yang memang khusus membeli telur puyuh. Jadi saya enggak perlu lagi mencari siapa yang mau membeli telur pada saat panen. Dan terkadang juga ada yang dijual eceran ke warung-warung sekitar jika ada yang memesan maupun perorangan," ujarnya.

-
Lahan peternakan milik Febi (Rivo Wijaya/IDZ Creators)

Ke depannya, Febi bermimpi bisa memperluas cakupan pangsa pasarnya, serta menambah jumlah ternak puyuhnya, yang sekarang 3.000 ekor menjadi 5.000 ekor.

Bikin cerita serumu dan dapatkan berbagai reward menarik! Let’s join IDZ Creators dengan klik di sini.

Halaman:

Editor: Administrator

Tags

Terkini

Makna dan Kegunaan 7 Sakramen dalam Gereja Katolik

Selasa, 26 Maret 2024 | 08:15 WIB

4 Peran Kerjasama Pendidikan oleh Negara ASEAN

Kamis, 21 Maret 2024 | 18:15 WIB
X