Anak di Bawah Umur Ikut Aksi Demonstrasi, Orang Dewasa Diminta Buka Ruang Diskusi

- Kamis, 22 Oktober 2020 | 17:15 WIB
Anak di bawah umur mengikuti aksi tolak UU Cipta Kerja di kawasan Patung Kuda, Jakarta, Selasa (13/10/2020). (ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja)
Anak di bawah umur mengikuti aksi tolak UU Cipta Kerja di kawasan Patung Kuda, Jakarta, Selasa (13/10/2020). (ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja)

Keterlibatan anak-anak di bawah umur dalam aksi demonstrasi menolak Omnibus Law UU Cipta Kerja menimbulkan pertanyaan. Mulai dari apakah mereka paham dengan isu yang tengah diperjuangkan atau apa penyebab mereka ikut aksi tersebut?

Karena ketidaktahuan remaja akan konsekuensi jika mengikuti demonstrasi, Psikolog Anak dan Keluarga, Astrid Wen mengatakan anak-anak di bawah umur tersebut membutuhkan bimbingan dari orang dewasa di sekitarnya.

"Masih perlu bimbingan dari orang dewasa yang bisa mengajarkan ke mereka bahwa sebaiknya mereka nggak ikut-ikutan tindakan demo," ujar Astrid saat dihubungi Indozone, Kamis (22/10/2020).

Astrid meminta orang dewasa memberi edukasi dengan membuka ruang diskusi dengan para remaja terkait hal ini. Diskusi yang terbuka dengan para remaja bisa membuat mereka memahami konsekuensi yang akan mereka dapatkan saat terlibat dalam demonstrasi.

"Misalnya, 'Di dalam demo terjadi berbagai macam kepentingan. Kamu di sana tidak hanya mewakili satu kepentingan, tapi berbagai kepentingan yang mungkin sebenarnya tidak satu visi sama kamu. Bahaya sekali ketika kamu masuk dalam demo pekerja yang rentan dengan kekerasan'," jelas Astrid.

Namun yang lebih penting lagi, orang dewasa yang memberi edukasi adalah orang yang bisa melihat permasalahan secara objektif.

"Jadi memang perlu ada edukasi. Kalau yang edukasi orang-orang yang demo ya dia kepicu mau demo. Jadi yang harus mengedukasi adalah orang-orang yang bisa melihat ini secara objektif. Karena kita ingin remaja fokus pada pendidikan, bukan di demo," ujar Astrid.

Dalam diskusi yang bisa dilakukan oleh orangtua maupun guru ini, anak-anak di bawah umur juga sebaiknya diajak bicara dengan bahasa yang tidak menggurui.

"Saat ada orang dewasa yang ikutan diskusi ini, jadi lebih efektif," pungkas Astrid.

 

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Edi Hidayat

Tags

Terkini

Makna dan Kegunaan 7 Sakramen dalam Gereja Katolik

Selasa, 26 Maret 2024 | 08:15 WIB

4 Peran Kerjasama Pendidikan oleh Negara ASEAN

Kamis, 21 Maret 2024 | 18:15 WIB
X