Kisah Wayan Gunawan, Korban PHK Sukses Jadi Ahli Pembuat Pesawat di Inggris

- Senin, 21 Februari 2022 | 13:34 WIB
Wayan Gunawan bersama istrinya, ahli pembuat pesawat di Inggris. (Rosi Meilani/IDZ Creators)
Wayan Gunawan bersama istrinya, ahli pembuat pesawat di Inggris. (Rosi Meilani/IDZ Creators)

Wayan Gunawan enggak pernah menyangka kalau bakalan punya karir bagus di Negeri Ratu Elizabeth, Inggris. Perjalanan hidupnya dalam meraih kesuksesan terbilang penuh liku. Wayan mengawali karir di bidang kedirgantaraan dengan menjadi karyawan di PT. Industri Pesawat Terbang Nusantara (IPTN) Bandung yang kemudian berganti nama menjadi PTDI (PT. Dirgantara Indonesia). 

Mau enggak mau, Wayan bersama para ahli pesawat yang menjadi korban PHK harus mencari pekerjaan serupa di luar negeri. Saat PTDI masih berjaya, banyak mempekerjakan tenaga asing dari seluruh dunia misalnya Amerika dan Eropa, karena krisis ekonomi mereka pun kembali ke negaranya masing-masing. 

-
Wayan Gunawan bersama keluarganya, ahli pembuat pesawat di Inggris. (Rosi Meilani/IDZ Creators)

PTDI sempat mengalami masa-masa sulit dan pailit saat kristis moneter 1998. Imbasnya terjadi pemutusan hubungan kerja (PHK) secara besar-besaran. Tercatat sekitar 12.000 yang terkena PHK perusahaan kebanggaan Indonesia tersebut, termasuk Wayan Gunawan. 

Lewat informasi dari teman-temannya yang warga negara asing, Wayan mencari pekerjaan serupa di luar negeri. Tentunya informasi mengenai lowongan kerja dan agen-agen tenaga kerja khusus untuk para engineer atau tenaga ahli di bidang aerospace

-
Wayan Gunawan bersama diaspora Indonesia di Inggris yang juga ahli pembuat pesawat. (Rosi Meilani/IDZ Creators)

Setelah 7 tahun mengabdi di perusahaan negara, akhirnya pada 2001 Wayan dan tujuh teman lainnya diterima di sebuah perusahaan penerbangan di Inggris yang berkantor di sebuah pulau kecil di Selatan Inggris, Isle of Wight. Perusahaan itu bernama Guest, Keen and Nettlefolds (GKN).

Saat itu, hanya ada satu orang Indonesia yang tinggal di sana yang sama-sama bekerja di perusahaan tempat Wayan bekerja.

-
Wayan Gunawan bersama diaspora Indonesia di Inggris yang juga ahli pembuat pesawat. (Rosi Meilani/IDZ Creators)

GKN adalah perusahaan bisnis multinational besar yang berdiri pada 1759 dengan tiga divisi yaitu aerospace, automotive dan powder metallurgy dengan karyawan sekitar 58 ribu di seluruh dunia.

Untuk bidang aerospace karyawannya ada sekitar 15.000 di 39 pabrik di 12 negara. Salah satunya GKN Aerospace Cowes Site yang ada di Isle of Wight. Wayan sendiri bekerja di bagian engineering sustaining department yang mensupport productions and in-services.

Bapak dua anak dan seorang cucu ini terlibat dalam mendesain engine nacelle Bombardier Challenger, A400M Spars, Bombardier Global 7000 Rudder dan Elevator. MRB approvals untuk Nacelle C27 dan C130, Bombardier Global Rudder and Elevator, A220 Winglet dan Aileron. A400M Spars and Trailing Edge Panels, A330  dan A380 Overwing Panel dan MLG Panels.

-
Wayan Gunawan bersama diaspora Indonesia di Inggris yang juga ahli pembuat pesawat. (Rosi Meilani/IDZ Creators)

Jika diawal karirnya di GKN Wayan bekerja bersama delapan orang Indonesia lainnya, sekarang hanya ada dua orang Indonesia saja yang bekerja di perusahaan tersebut. Menariknya meski sudah membuat pesawat di Indonesia, pria asal Bali lulusan Universitas Gajah Mada ini baru pertama kali naik pesawat saat pindah ke Inggris 21 tahun lalu. 

“Tujuh tahun saya kerja bikin pesawat terbang untuk pertama kalinya saya naik pesawat (ketika ke Inggris). Dulu saya bersama teman-teman berhasil membeli 5 kg beras untuk dibawa ke Inggris,” ujar Wayan sembari tertawa mengenang masa lalunya. 

-
Wayan Gunawan bersama diaspora Indonesia di Inggris yang juga ahli pembuat pesawat. (Rosi Meilani/IDZ Creators)

Cerita Arum istri Wayan yang menyusul ke Inggris sedikit berbeda. Ia dulu sangat kesulitan untuk mendapatkan makanan Asia atau Indonesia karena tempat tinggalnya yang berada di pulau kecil jauh dari pulau utama Inggris. Jadi orang-orang Indonesia yang tinggal di Isle of Wight harus memesan dari London atau kota besar lainnya. 

“Harus pesan ramai-ramai ke mainland (pulau utama Inggris). Seterusnya kami harus menunggu kiriman barang atau makanan tersebut di pelabuhan. Setelah sampai, kami bagi ramai-ramai, mulai dari kangkung, tahu, bumbu-bumbu, makanan Asia dan Indonesia adalah barang istimewa bagi kami,” ujar Arum. 

Kisah Wayan meraih kesuksesan bisa menjadi pelajaran bagi anak muda. Keahlian, relasi yang kuat, dan kemampuan berbahasa Inggris jadi modal untuk meraih peluang di luar negeri. Gigih berusaha dan sabar juga menyempurnakan kesuksesan tersebut. 

Halaman:

Editor: Yayan Supriyanto

Tags

Terkini

3 Ayat Alkitab Tentang Masa Depan

Selasa, 16 April 2024 | 17:00 WIB

5 Contoh Hak Siswa di Sekolah yang Kamu Harus Tau!

Kamis, 11 April 2024 | 09:10 WIB
X