Zaman sekarang, sudah sangat jarang bahkan hampir tidak ada orang yang menggunakan pakaian tradisional seperti kebaya saat bepergian ke luar kota atau pelesiran ke luar negeri.
Berbeda dengan zaman dulu, para perempuan Indonesia justru menjadikan kebaya seperti pakaian sehari-hari mereka. Saat bepergian jauh sekalipun, mereka akan tetap memakai kebaya.
Seperti yang dilakukan oleh perempuan berkebaya dalam foto hitam putih ini. Dia tampil anggun dengan menggunakan kebaya saat berada di Amerika Serikat. Foto itu sendiri diambil pada tahun 1964.
Kala itu, ia bersama suaminya mengunjungi sejumlah tempat. Mulai dari Bandara Internasional John F Kennedy lalu berkunjung ke New York World’s Fair 1964.
Tak hanya sampai di situ, ia juga mengunjungi Rocketfeller Center, Manhattan, lokasi tempat menyalakan pohon terang raksasa saat menjelang Natal.
Baca juga: Anne Avantie Pamer Foto Ayu Ting Ting Pakai Kebaya, Hari Bahagia Semakin Dekat
Kemudian, mereka melanjutkan perjalanan dengan mengunjungi Empire State Observation Deck yang dulu sempat menjadi gedung tertinggi di dunia. Mereka juga berkesempatan mengunjungi Disneyland yang saat itu baru berusia 9 tahun.
Selama melakukan perjalanan tersebut, perempuan yang ada di dalam foto itu selalu memakai kebayanya.
Menariknya, ia pergi pelesiran ke Amerika Serikat saat hubungan Indonesia dengan negara tersebut sedang 'memanas' setelah Presiden Soekarno menyerukan anti Barat.
Ya, pada saat itu, Indonesia dikenal sangat galak terhadap Amerika. Sampai saat ini, sikap Soekarno yang terang-terangan menunjukkan ketidaksukaannya pada Amerika dan Inggris masih melekat di ingatan publik dunia.
Aditya Setiadi, cucu wanita dalam foto tersebut menceritakan, neneknya memang suka memakai kebaya kemana pun ia pergi. Selain ke Amerika, sang nenek juga kerap mengenakan kebaya saat pergi ke Eropa dan negara-negara Asia lainnya.
"Mengenai penggunaan kebaya, nenek saya memang selalu mengenakan kebaya dan kain ke manapun beliau pergi. Keluarga kami menyimpan ratusan foto beliau menggunakan kebaya saat berkunjung ke Eropa, Amerika, serta negara-negara Asia lain," kata Aditya melalui pesan tertulis yang diterima oleh INDOZONE.
Meski kerap bepergian ke luar negeri dari tahun 1950 hingga 1990, namun nenek dan kakeknya bukanlah diplomat, melainkan hanya masyarakat sipil biasa.
"Beliau bukan diplomat sehingga pergolakan politik antara Indonesia dan negara-negara lain tidak terlalu mempengaruhi frekuensi perjalanan beliau. Nenek saya tidak selalu ikut, namun pada perjalanan ke Amerika tahun 1964 ini anak-anak (termasuk ayah saya) telah cukup besar untuk ditinggal dan dititipkan pada nenek buyut saya," lanjutnya.
