Baru-baru ini, cuitan pengguna akun Twitter bernama @Superal465 mendadak menjadi perbincangan netizen. Pemilik akun bercerita bahwa ia mendapat tawaran tak wajar dari calon pemakai jasanya.
Ia ditawari membuat aplikasi setara dengan jasa ojek online Gojek. Namun, tawaran tersebut akhirnya ditolak karena masalah budget yang dinilai tidak sesuai.
"Diminta buatin aplikasi mirip goj*ek tapi budget nya blogspot," cuit akun tersebut.
Diminta buatin aplikasi mirip goj*ek tapi budget nya blogspot????
— ??????? (@Superal465) July 16, 2020
Meski tawaran ditolak, namun pria tersebut tetap berusaha memberikan penjelasan kepada calon pemakai jasanya dengan mengatakan bahwa website dan aplikasi itu berbeda. Artinya, budget untuk membuat website tidak sama seperti budget membuat aplikasi.
"Walaupun begitu saya berjanji untuk tetap edukasi, bahwa website dan apk itu beda artinya budget untuk buat website tidak sama seperti membuat aplikasi apalagi di samain sekelas setarap..disini gunanya ilmu kita cuman bisa menyederhanakan untuk orang yg belum paham walau typo-typo," lanjut pria tersebut sambil menyertakan sebuah tangkapan layar.
Walaupun begitu saya berjanji untuk tetap edukasi, bahwa website dan apk itu beda artinya budget untuk buat website tidak sama seperti membuat aplikasi apalagi di samain sekelas setarap..disini gunanya ilmu kita cuman bisa menyederhanakan untuk orang yg belum paham walau typo2????. pic.twitter.com/aUndFWi9Un
— ??????? (@Superal465) July 16, 2020
Curahan hati netizen itu pun viral dan mendapat beragam komentar dari netizen. Banyak netizen yang membagikan pengalaman serupa. Rata-rata di antara mereka merasa bahwa karyanya kurang mendapat apresiasi. Ada juga netizen yang curhat soal klien-nya yang nego harga sampai limit.
"Ada perusahaan buat aplikasi kampus pemkot. Nego harga aplikasi 7jt. Pas udah jd mreka minta kwitansi ttd atas matre di lpjnya harga 17jt. Mereka mark up ke pemerintah, nego sampe limit ke kita," koemntar akun sunnych22229609.
Selain itu, ada pula yang penasaran dengan bayaran untuk membuat aplikasi sekelas ojek online. Seorang netizen kemudian menjelaskan bahwa biaya yang dikeluarkan untuk pembuatan aplikasi bisa mencapai Rp2,5 miliar.
"Buat basicnya aja bisa sampai 2,5M. Yang bikin mahal tuh bukan cuma aplikasi yang diinstall di handphone pengguna, tapi sistem di back-end-nya," kata akun @giegulali.
