Belakangan ini fenomena ngemis online memang sedang marak-maraknya, termasuk TikToker yang mencuri perhatian karena ngemis online lewat konten mandi lumpur. Nggak cuma di Indonesia, ternyata ada di luar negeri juga guys.
TikToker yang diduga berasal dari Amerika Serikat (AS) belakangan ini mencuri perhatian karena dianggap terjebak pada fenomena ngemis online. Tren ini ramai di Tiktok di mana pengguna meminta uang kepada penonton mereka.
Salah satunya berasal dari TikToker bernama Zach Burn yang meminta uang kepada penontonnya untuk membeli keinginan pribadi, seperti mobil dan membayar utang sebelum ulang tahunnya.
Baca juga: Mbak Lala Dinyinyirin Ngemis Gift saat Live sama Rayyanza di TikTok: Gajinya Masih Kurang?
"Ulang tahun saya dalam seminggu jika 5000 orang menyumbang $1 (Rp15 ribu) saya bisa mendapatkan mobil sehingga saya bisa pergi ke sekolah dan bekerja," tulis keterangan dari video Zach Burn.
@zachaburns Y’all don’t have to donate a dollar but if you do thanks ???? #CapCut #capcut_edit #capcut #fy #fyp? #famous #viral #walmart #job #joblife #work #worklife #trend #trending
? I hope yall are making some money - cash.bets
Fenomena ngemis online itu membuat banyak TikToker lain merasa aneh. Sebab, fenomena itu membuat TikToker yang ngemis online jadi malas bekerja dan justru memanfaatkan penonton untuk memberikan uang mereka.
TikToker bernama NoahGlennCarter mengomentari fenomena ngemis online yang dilakukan oleh Zach Burn. Menurutnya, banyak orang yang bosan dengan tren tersebut karena memakai uang bukan untuk yang mereka katakan.
Baca juga: Konten Ngemis Online Viral di TikTok, Kemenag Jelaskan Hukumnya di Agama Islam
“Banyak orang bosan dengan tren ini karena kebanyakan orang yang meminta uang mungkin membelanjakannya untuk apa saja yang mereka inginkan dan bukan untuk apa yang mereka katakan akan mereka belanjakan,” kata NoahGlennCarter.
@noahglenncarter A lot of people are upset with this “begging” trend #foryou #tiktoker
? I hope yall are making some money - cash.bets
Fenomena ngemis online ini tidak hanya berlangsung di Indonesia saja, ternyata di beberapa negara juga terjadi. Sayangnya, fenomena ini dianggap meresahkan pengguna media sosial. Kamu merasa hal yang sama nggak sih?
