Menjalankan bisnis tentu memiliki tantangan tersendiri, terlebih jika bisnis tersebut dibangun di luar negeri. Seperti yang dialami oleh Shanley Suganda, warga negara Indonesia (WNI) yang menetap di New York City, Amerika Serikat.
Sasa sapaan akrabnya, merintis usaha minuman jamu dengan merek dagang 'Djamu NYC' di kota Big Apple itu. Terhitung sejak Mei 2021 ia menjalankan usaha tersebut. Namun di balik itu, Sasa mengakui membangun bisnis di Amerika enggak mudah. Ia harus banyak belajar dan mencari tahu lewat internet maupun bertanya ke orang-orang yang paham bisnis.
"Lumayan juga cari tahu semua hal-hal yang harus dikerjain. Karena belajar sendiri, jadi cari-cari informasi dari internet harus ngapain aja," kata Sasa kepada Tim Z Creators, Susi Fatimah.
Sasa menjelaskan, ia harus mengurus sejumlah perizinan agar produk jamu racikannya bisa dipasarkan ke publik.
Pertama,ia harus membuat izin perusahaan atau limited liability company (LLC) terlebih dahulu, kemudian mengurus izin ke Cornell University agar produknya aman dikonsumsi, serta perizinan ke Departemen Pertanian Amerika untuk izin penjualan agar bisa dipasarkan secara resmi di New York.
Enggak berhenti di situ, ia juga harus menyewa commercial kitchen sebab aturan di Amerika produk yang akan dijual harus dibuat langsung di commercial kitchen, enggak bisa dibuat di rumah. Lalu ia juga harus mengurus food protector certificate.
"Jadi pelan-pelan urus ini dulu. Jadi semenjak 1,5 tahun ini lumayan juga sih progressnya lumayan jauh. Itu semua karena cari-cari informasi dari internet, tanya-tanya teman," ujar Sasa yang sudah menetap selama 29 tahun di Amerika.
Selain mengurus administrasi yang banyak, tantangan berikutnya membangun bisnis di Amerika, menurut Sasa, yaitu modal untuk biaya operasional dan marketing. Sebab ia harus menyewa dapur serta membeli botol-botol untuk produk jamunya.
"Yang paling berat sebenarnya perusahaan kecil seperti saya ongkosnya besar karena harus sewa commercial kitchen, harus beli bahan-bahannya kayak botolnya engga bisa beli sekali banyak dengan harga murah karena harus beli sedikit-sedikit karena kurang ada tempat di sini. Jadi tantangan paling berat sebenernya cost harga-harga itu," tuturnya.
Tantangan berikutnya, lanjut Sasa yaitu persoalan marketing. Sebab banyak bule yang belum tahu mengenai minuman jamu khas Indonesia ini, sehingga perlu usaha ekstra untuk memperkenalkan produk jamu ini ke warga lokal Amerika.
"Karena orang-orang banyak yang belum tahu tentang jamu. Jadi sekarang itu dulu aja yang saya jalani selama 3 sampai 4 tahun ke depan, memperkenalkan jamu ke warga negara Amerika," ujarnya.
Untuk kamu yang berada di Amerika, khususnya New York City dan penasaran ingin mencoba 'Djamu NYC' bisa datang langsung ke store-nya yang berlokasi di 19 W 34th Street, New York City atau tepatnya di seberang Empire State Building.
Store buka dari Senin sampai Jumat pukul 09.00 pagi hingga 16.00 sore. Sementara tiap Jumat, mereka buka stand di Smorgasburg WTC dan Minggu di Smorgasburg Prospect Park. Atau kamu bisa kunjungi Instagram mereka di @djamu.nyc atau websitenya www.djamu.nyc.
Jangan sampai ketinggalan ya!