Begini Cara Tepat Mengajarkan Anak Berbagi Mainan dan Makanan

- Kamis, 25 Maret 2021 | 14:26 WIB
Ilustrasi anak bermain bersama. (Pexels/Cottonbro)
Ilustrasi anak bermain bersama. (Pexels/Cottonbro)

Mengajarkan kebaikan kepada anak bisa dimulai sedini mungkin, bahkan ketika mereka masih bayi. Namun orangtua harus mengerti cara yang tepat untuk mengajari mereka.

Salah satu kebaikan yang bisa diajarkan kepada anak adalah berbagi, baik berbagi mainan, makanan, atau apa saja yang mereka miliki. Hal yang perlu diketahui orangtua sebelum melakukan hal ini adalah melakukannya sesuai usia.

Psikolog Anak Fathya Artha dalam webinar bertajuk Dukung Orangtua Tumbuhkan Kebaikan Hati Anak Hebat, mengatakan orangtua perlu memahami dulu usia anaknya.

"Karena anak-anak baru bisa diharapkan berbagi saat empat tahun. Di bawah empat tahun anak-anak belum bisa berbagi adalah hal yang wajar. Karena buat mereka konsep memberikan barang ke teman sulit dipahami," kata Fathya menjawab pertanyaan Indozone, Kamis (25/1/2021).

Namun, lanjutnya, bukan berarti di usia empat tahun anak belum bisa diajari berbagi. Hanya saja orangtua diharapkan tidak berekspektasi tinggi saat mengajarkan berbagi pada anak di bawah usia empat tahun.

"Ajari anak dengan pendampingan. Katakan kalau berbagi bukan berarti membuat kita kekurangan atau kehilangan. Karena ketakutan anak-anak adalah kalau dia memberi, membuat dia enggak punya. Jadi berikan pengertian bahwa dia enggak akan kekurangan," jelas Fathya.

-
Ilustrasi anak-anak makan bersama. (Pexels/Naomi Shi)

Saat mengajari berbagi makanan, orangtua bisa menjabarkan keuntungan dari hal tersebut. Orangtua juga harus menyiapkan solusi ketika anak diharapkan berbagi mainan.

"Saat berbagi makanan, ada benefit apa yang dia dapatkan. Misalnya bilang 'Seru ya jadi makan sama-sama'. Atau saat gantian mainan, (solusinya) dia jadi main sama yang mana. Main sama-sama seperti apa? Misalnya main mobil-mobilan, bilang 'Kamu pegang sebelah sini, kamu sebelah sana," kata Fathya.

BACA JUGA: Momen Saat Balita Dengar Gaung Suaranya Sendiri, Ekspresi Kagetnya Bikin Gemas

Ia juga mengingatkan ketika anak belum siap untuk berbagi, orangtua tidak boleh terlalu memaksa. Namun, orangtua juga bisa mulai mempersiapkan dia untuk berbagi.

"Persiapkan dia untuk berbagi misalnya dari rumah kalau mau playdate di situasi sosial pasti mainannya nanti ada yang direbut, diminta atau dikasih ke temannya. Jadi dari rumah sudah kita persiapkan 'Nanti kalau main bareng-bareng ya, sama-sama ya," jelas psikolog dari Tiga Generasi ini.

Jika ujung-ujungnya anak menangis karena berebut mainan, Fathya mengatakan hal itu wajar. Orangtua harus tetap membangun kebiasaan tersebut agar dia siap main berasma dengan teman-temannya.

"Kita perlu memberikan pengertian, memberikan contoh, dan membagikan keamanan bahwa dengan berbagi bukan berarti kehilangan, tapi lebih seru atau dia bisa main dengan mainan yang lain," tandasnya.

Webinar ini merupakan sebuah gerakan atau kampanye “Tunjukkan Hebatmu”, aktivitas di dalamnya, serta pendapat pakar dan public figure mengenai pentingnya membesarkan anak yang memiliki empati dan kebaikan hati, 

Halaman:

Editor: Fahmy Fotaleno

Tags

Terkini

Makna dan Kegunaan 7 Sakramen dalam Gereja Katolik

Selasa, 26 Maret 2024 | 08:15 WIB

4 Peran Kerjasama Pendidikan oleh Negara ASEAN

Kamis, 21 Maret 2024 | 18:15 WIB
X