Baby Zen Mulai Tumbuh Besar, Bagaimana Rasanya Terlahir dari Donor Sperma?

- Selasa, 4 Januari 2022 | 21:36 WIB
Kiri: Zen berusia dua bulan, kanan: Sayuri menggendong Zen. (Foto: Instagram @sayuriakon13)
Kiri: Zen berusia dua bulan, kanan: Sayuri menggendong Zen. (Foto: Instagram @sayuriakon13)

Tak terasa, bayi Zen, anak dari seleb Jepang di Korea, Sayuri, kini sudah memasuki umur satu tahun dua bulan. Ia mulai tumbuh besar dan kini sudah bisa berdiri dan berjalan.

Seperti diketahui, Zen lahir pada 4 November 2020 dari rahim Sayuri, yang memilih hamil lewat metode artificial insemination by donor (AID) di Jepang.

Seperti apa rasanya terlahir sebagai anak yang hasil donor sperma seperti baby Zen?

Pertanyaan yang paling sering dikemukakan adalah menyangkut identitas ayah biologis anak tersebut.

Di Jepang saja, mengutip informasi yang tertera dalam novel Kawakami Mieko 'Susu dan Telur' (Moooi Pustaka, 2021), sudah ada sekitar 10 ribu orang yang lahir dari metode AID. Kebanyakan mereka tidak pernah mengetahui siapa ayah biologis mereka, atau banyak dari mereka yang baru mengetahui ayah biologis mereka ketika orang tua yang merawat mereka sakit atau akan mati.

Perihal identitas ayah si anak sendiri pada dasarnya tidak sulit untuk dicari jika saja penerima donor tidak memilih pendonor anonim.

-
Sayuri menggendong Zen. (Foto: Instagram @sayuriakon13)

Anak yang lahir lewat AID pada umumnya dapat mengetahui dan bertemu dengan ayah biologis mereka saat menginjak usia 18 tahun.

Akan tetapi, kenyataannya, banyak penerima donor, terutama pasangan suami-istri, yang memilih donor sperma yang anonim. Dengan kata lain, mereka mencoba menghilangkan jejak dari ayah biologis dari anak yang mereka besarkan. Kebanyakan, alasannya demi menjaga aib dalam rumah tangga mereka.

Pasangan lesbian pada umumnya lebih demokratis terhadap nasib si anak. Mereka biasanya akan memilih pendonor non-anonim (identitas diungkap) sehingga kelak, sang anak bisa mengetahui siapa ayah biologisnya.

Untuk kasus Sayuri sendiri, sejauh ini belum diketahui apakah ia memilih donor anonim atau non-anonim. Jika ia memilih anonim, bisa dibayangkan bagaimana hidup Zen, yang tak pernah tahu siapa ayah biologisnya.

Di dalam novel 'Susu dan Telur' sendiri, terdapat wawancara sejumlah orang yang lahir lewat AID. Masing-masing mereka memberikan perspektif dan permenungan yang berbeda mengenai makna hidup, terlahir ke dunia, dan konsepsi tentang memiliki anak.

-
Sayuri memberi Zen minum. (Foto: Instagram @sayuriakon13)

Dari tokoh Aizawa Jun, misalnya. Kita dapat menangkap bahwa betapapun seorang anak AID bahagia hidupnya, terpenuhi kebutuhan jasmani dan pendidikannya, ia belum tentu bahagia tatkala mengetahui bahwa ayah yang membesarkannya bukanlah ayah kandungnya.

Aizawa yang baru tahu statusnya sebagai anak AID pada usia 30 tahun, beberapa tahun setelah ayah yang membesarkannya meninggal, mendadak depresi dan hampir bunuh diri.

Sementara dari tokoh Yuriko, pacar Aizawa yang juga lahir lewat metode AID, kita mendapatkan permenungan bahwa melahirkan anak itu pada dasarnya bentuk keegoisan.

Halaman:

Editor: Administrator

Tags

Terkini

3 Ayat Alkitab Tentang Masa Depan

Selasa, 16 April 2024 | 17:00 WIB
X