Atasi Trauma Balita Korban Kecelakaan, Ini Hal yang Perlu Diperhatikan Menurut Psikolog

- Selasa, 9 November 2021 | 18:13 WIB
Ilustrasi anak trauma karena kecelakaan. (Freepik).
Ilustrasi anak trauma karena kecelakaan. (Freepik).

Berita kecelakaan mau di Tol Nganjuk, Jawa Timur yang mengambil nyawa Vanessa Angel dan suaminya Bibi Ardiansyah sangt membuat terpukul keluarga, kerabat, dan masyarakat. Khususnya ketika mengetahui anak korban Gala Sky juga mengalami kecelakaan saat itu. 

Beberapa dari kerabat tentu memikirkan hari-hari kedepan yang akan dialami Gala Sky ke depannya. Kekhawatiran akan trauma dari kecelakaan saat itu akan dialami balita tersebut di kemudian hari.

Untuk membantu mengatasi munculnya trauma tersebut, peran orang dewasa di sekitar korban terbilang sangat penting. Lantaran ada sedikit perbedaan antara korban kecelakaan anak-anak dan orang dewasa pada umumnya.

Menurut psikolog klinis dan pendidikan Gita Ekapratiwi, terapi anak korban kecelakaan harus dilihat dari kebutuhan sang anak dan perlu ada asesmen lebih.

"Terapinya tergantung kebutuhan anaknya. Biasanya korban kecelakaan yang paling umum adalah mengalami PTSD ya (Post Traumatic Stress Disorder). Nah kalau kejadiannya pada usia anak-anak, tentu perlu ada asesmen tambahan juga mengingat kapasitas berpikir dan mentalnya yang kemungkinan belum cukup matang," ungkap Gita saat dihubungi Indozone melalui pesan singkat.

-
Ilustrasi anak trauma karena kecelakaan. (Freepik).

Baca Juga: Zodiak Paling Ambisius, Gak Ada yang Bisa Menghalangi Keinginannya

Menurut Gieta, efek trauma pada anak-anak memang berbeda-beda. Sehingga untuk terapinya perlu dilihat kasus per kasus. 

"Kemungkinan besar tetap ada trauma (untuk si anak korban kecelakaan). Karena sebenarnya ketika anak sudah cukup matang dalam kandungan juga sudah bisa mengalami trauma. Cuman efeknya yang mungkin beda-beda dan ada yang tidak bisa terlihat langsung atau dengan cepat tapi baru muncul kemudian (bulanan atau tahunan)," kata Gita.

"Tentu banyak juga yang bisa menjadi pengaruh anak itu akan butuh terapi atau tidak sih. Kondisi lingkungan atau social support yang kuat misalnya. Itu cukup membantu. Kembali lagi ke kondisi anaknya juga. Karena sangat berbeda kasus per kasusnya," ungkap Gita.

Dalam kasus Gala yang telah kehilangan orang tuanya, Gieta berharap orang dewasa di sekitarnya yang berperan untuk mengasuh harus memberikan dukungan secara khusus untuk menanggulangi traumanya, bila perlu menggunakan tenaga professional. 

"Bentuk support nya secara khusus untuk menanggulangi traumanya, ini paling yang harus konsultasi dengan profesional. Biasanya untuk kasus trauma pada anak sih tenaga profesional pasti bekerjasama dengan orang tua atau walinya," pungkasnya.

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Administrator

Tags

Terkini

3 Ayat Alkitab Tentang Masa Depan

Selasa, 16 April 2024 | 17:00 WIB

5 Contoh Hak Siswa di Sekolah yang Kamu Harus Tau!

Kamis, 11 April 2024 | 09:10 WIB
X