Menurut Riset, konsumen Indonesia cenderung melakukan perencanaan belanja persiapan Ramadhan sejak satu bulan sebelumnya. Sekitar 43 persen konsumen mulai berbelanja Ramadhan sejak satu bulan sebelumnya, 17 persen setelah mendapat THR dan 15 persen selama bulan puasa.
Oleh karena itu, banyak pemilik usaha yang mempromosikan dagangannya sebulan sebelum bulan Ramadhan demi menarik konsumen.
"Ini cukup menarik, bahwa ketika konsumen mau belanja, mereka merencanakan di 1 bulan sebelum Ramadhan. Jadi apa pun yang kita pengin jual udah bisa dipromosikan dari sekarang," ujar Oscar Simamora, Research Manager of Neurosensum dalam JD.ID BI6 Anniversary, dikutip dari Antara pada Kamis (31/3/2022).
Baca juga: Tips Tidur Cukup Selama Ramadhan agar Tubuh Tetap Sehat Menyambut Hari Raya Idul Fitri
Neurosensum juga nemukan bahwa konsumen memiliki anggaran tersendiri untuk Ramadhan. Selain itu, pengeluaran Ramadhan tahun ini diprediksi lebih meningkat dibandingkan pada 2021.
"Untuk charity sama gifting akan meningkat secara budget di Ramadhan. Impact-nya apa buat penjual? Brand harus memberikan kembali kepada konsumen," ujarnya.
Seperti yang diketahui, dalam momen Hari Belanja Online Nasional atau Harbolnas, peningkatan transaksi belanja online hingga 135 persen terjadi tidak hanya di kota-kota besar melainkan juga di pelosok luar Jawa dan Bali, diiringi dengan kenaikan pengguna atau konsumen baru sebesar 164 persen.
Kemudian, dalam memilih toko, konsumen biasanya sering mengutamkan toko dengan peringkat dan ulasan yang baik. Artinya, pemilik toko harus konsisten membangun kepercayaan publik terhadap layanan yang diberikan perusahaan e-commerce.
