Sejak pagi hari, Abah Sonhaji biasa ia disapa, sudah sibuk menggelar lapak di kawasan Comboran, Jalan Irian Jaya, Malang, Jawa Timur. Ia mengeluarkan dan menata barang dagangannya yang jumlahnya ratusan buah. Mulai dari perkakas rumah tangga, alat pertukangan, alat kelistrikan sampai mainan anak ia pajang di lapak beralas terpal miliknya.
Sekejap saja, lapak Abah Sonhaji dipenuhi pembeli. Ada saja yang dibeli, karena lapaknya bagai toserba alias toko serba ada. Uniknya, Abah Sonhaji membanderol barang dagangannya dengan satu harga, yakni Rp10 ribu untuk tiga barang.
Karena menjual barang dengan harga ekonomis, Abah Sonhaji mengaku selalu kewalahan melayani pembeli.
"Setiap harinya Alhamdulillah ramai, apalagi pas hari Minggu sangat ramai dan kita enggak bisa istirahat melayani pembeli.” Katanya.
"Rata-rata Rp10 ribu dapat 3 barang, di sini juga ada per satu barang harganya Rp10 ribu sampai Rp35 ribu,” tambah Abah Sonhaji sambil melayani pembeli.
Pria yang mulai berjualan pada 1998 ini mengisahkan awalnya berjualan dengan skala kecil atau ecer. Barulah ia berjualan dengan skala besar pada 2018 lalu.
"Awal berjualan saat lengsernya Pak Harto, tapi saya masih kecil dan barang enggak lengkap. Tiga tahun lalu mulai berani ambil barang skala besar. Untuk reseller banyak yang datang dari Kabupaten Malang seperti Sumber Pucung, Dampit, Panjen, Turen dan ada juga dari Kabupaten Pasuruan". Imbuhnya.
Ketika ditanya soal keuntungan usahanya, Abah Sonhaji mengaku omzetnya malah naik kala pandemi dua tahun belakangan. Semua ia syukuri karena ada berkah di balik musibah.
Siapa sangka, dari usaha yang dianggap ‘receh’, Abah Sonhaji bisa mengantongi omzet Rp7 juta sampai Rp10 juta per hari. Pembelinya bukan cuma perorangan, banyak juga reseller yang datang untuk memborong barang dagangan Abah Sonhaji.
"Pandemi malah semakin banyak yang beli omzetnya malah naik. Ya, disyukuri saja,” tutup Sonhaji.
Bikin cerita serumu dan dapatkan berbagai reward menarik! Let’s join IDZ Creators dengan klik di sini.
