Kisah hidup Tohari, warga Desa Kalikuning, Kecamatan Tulakan, Kabupaten Pacitan, Jawa Timur sangat memprihatinkan. Pria berusia 35 tahun itu ditinggal oleh istrinya pasca mengalami kecelakaan kerja saat merantau di Kalimantan Timur.
Istrinya memilih meninggalkan Tohari yang menjadi seorang disabilitas dan anaknya yang baru 5 tahun. Nasib pahit diterima Tohari. Ia memilih bangkit. Meski dengn keterbatasan fisik, Tohari membuat kerajinan sangkar burung.
Hasil penjualan produk kerajinannya digunakan untuk membiayai sekolah anak dan kebutuhan hidup sehari-hari. Walaupun dia harus mengandalkan kursi roda agar dapat bergerak ke sana kemari, namun ia tak menyerah.
"Ya cuma sama kursi roda ini bisa bergerak. Kemana-mana ya pakai ini (kursi roda)," ujar Tohari ketika bertemu dengan Tim Z Creators, Pramita Kusumaningrum.
Tohari melakukan sendiri semuanya, mulai dari membuat jeruji berbahan bambu, membuat kerangka, hingga merakit sangkar burung. Alat yang digunakan pun masih manual.
Untuk membuat dua buah sangkar burung, dia menghabiskan waktu 2-4 hari. Sangkar burung buatannya dijual dengan harga Rp150 ribu hingga Rp200 ribu.
Keuntungan yang didapat dari penjualan satu kerajinannya berkisar antara Rp40 ribu hingga Rp50 ribu. Lantaran Tohari harus membeli bambu dan bahan lainnya serta membayar kurir untuk mengantarkan produknya kepada pembeli.
"Cukup buat makan buat saya sama anak. Juga memberi uang saku anak saya. Alhamdulillah bisa menyambung hidup," terang ayah dari Nika Laurin Anhar.
Tohari sebelum membuat kerajinan sangkar burung, dia memilih berjualan burung. Namun kemudian beralih membuat sangkar. Dia ingin tetap berkarya dan menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi orang lain.
Lewat cara ini ia bisa meringankan beban kedua orang tuanya dan bisa membantu biaya sekolah anaknya yang masih duduk dibangku sekolah dasar.
Bikin cerita serumu dan dapatkan berbagai reward menarik! Let’s join Z Creators dengan klik di sini.
