Muliakan Anak Yatim dan Duafa, Polisi Ini Ngotot Dirikan Pesantren dari Kocek Sendiri

- Jumat, 1 Juli 2022 | 17:02 WIB
Polisi menginspirasi yang dirikan pondok pensantren (Yudi Manar/IDZ Creators)
Polisi menginspirasi yang dirikan pondok pensantren (Yudi Manar/IDZ Creators)

Muhammad Ridho namanya. Anak lelaki kelahiran 2010 itu, tak kuasa menahan tangis ketika mengingat-ingat kembali tempat ia tinggal sebelumnya. Perasan Ridho seolah tercabik-cabik saat ditanya oleh Tim IDZ Creators, Yudi Manar, perihal perjalanan hidupnya. Perlahan air matanya berlinang.

-
Ridho (kiri) semangat mengaji (Yudi Manar/IDZ Creators)

Ridho merupakan anak sebatang kara yang diasuh oleh seorang polisi di Pondok Pesantren (ponpes) Assairun, Rumah Yatim dan Dhuafa di Dusun 19, Kelambir V, Kecamatan Hamparan Perak, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara.

-
Suasana di pondok pesantren yang didirikan polisi (Yudi Manar/IDZ Creators)

Sebelum menetap di pesantren, jalanan adalah ‘rumah’ buat Ridho. Ia hidup tanpa kasih sayang kedua orang tua. Bahkan sampai sekarang Ridho enggak tahu keberadaan orang tuanya.

Lama di jalanan, membuat hati Ridho terusik. Tahun 2020 adalah momen puncak buat Ridho, dirinya enggak mau lagi tinggal tanpa arah di jalanan. Ia mulai memperbaiki hidupnya dan memilih tinggal bersama teman-teman barunya di pondok pesantren. Belajar dengan kesungguhan demi menata masa depan. 

"Dulu tinggal di STM di jalanan, terus di Polsek Patumbak. Enggak lama diambil seorang bapak dan sempat merawat saya. Kemudian saya dipindahkan ke pesantren ini. Sekarang udah nyaman, dan di sini juga banyak temen-temen," kata Ridho sembari mengusap air matanya.

Seberkas harapan tumbuh di dalam diri Ridho. Bocah ini meyakini bahwa tempat yang dibangun Abi Aipda Irfan Syah ini akan mewujudkan mimpinya.

"Cita-cita saya mau jadi polisi yang hebat. Dekat sama masyarakat dan untuk memulainya saya di sini mulai belajar di pesantren Abi Irfansyah," tutur Ridho. 

-
Aipda Irfan Syah sang pendiri pesantren untuk yatim dan duafa (Yudi Manar/IDZ Creators)

Abi Aipda Irfan Syah merupakan sapaan untuk Irfan Syah, seorang polisi berpangkat Aipda yang mendirikan Ponpes Assairun, Rumah Yatim dan Dhuafa. Di tengah kesibukannya menjadi seorang polisi yang bertugas di Polda Sumatera Utara, Irfansyah memanfaatkan waktu kosongnya untuk mengajar anak-anak malang, yatim dan duafa.

Di pesantren, Irfan Syah mengajarkan ilmu sosial dan kemanusiaan. Selebihnya ia menghadirkan beberapa ustaz dan ustazah untuk mengajar anak-anak. 

-
Suasana di pondok pesantren (Yudi Manar/IDZ Creators)

Sejak didirikan, lebih dari 40 murid laki-laki dan perempuan belajar di tempat Irfansyah. Mereka rata-rata adalah anak yatim, anak jalanan dan duafa. Awalnya, Irfan Syah mendapat penolakan dari keluarga, namun ia ngotot ingin mengangkat derajat anak-anak malang tersebut lewat pesantrennya.

"Ini sebuah keinginan sendiri untuk mendirikan pondok buat anak-anak yatim dan anak jalanan. Keluarga sempat enggak mendukung, hanya didukung sama komandan temen-temen lainnya. Namun lambat laun, istri dan keluarga paham. Dan ternyata di balik ini ada keberkahan tersendiri," kata Irfan Syah, polisi kelahiran 1984. 

Kepada Yudi Manar, Irfan Syah mengaku enggak mudah menjalankan pondok pesantren. Jalannya penuh aral melintang, ujarnya. Apalagi ayah tiga anak ini harus menelan pil pahit, karena dua tahun terakhir, atau sejak mendirikan ponpes, dirinya mengidap kanker lymphoma.

Namun ia ikhlas.

"Mungkin udah jalannya. Dan polisi sekarang selalu dipandang buruk oleh sejumlah masyarakat, maka daripada itu, tindakan sosial ini berharap dapat mengubah pandangan masyarakat bahwa polisi itu mengayomi," katanya. 

Halaman:

Editor: Administrator

Tags

Terkini

Makna dan Kegunaan 7 Sakramen dalam Gereja Katolik

Selasa, 26 Maret 2024 | 08:15 WIB

4 Peran Kerjasama Pendidikan oleh Negara ASEAN

Kamis, 21 Maret 2024 | 18:15 WIB
X