Bekerja sambil belajar, itulah yang dilakukan Nunung Suprapto (42), warga Dukuh Pencil, Desa Pedan, Klaten, Jawa Tengah. Sehari-hari Nunung memproduksi sepatu lurik di rumahnya yang sederhana.
Sebelum menekuni bisnis ini, Nunung bekerja di pabrik sepatu Tangerang selama 4 tahun. Jam kerjanya dari pagi sampai malam, karena untuk mengejar target.
“Waktu itu saya bekerja di home industri sepatu, jadi bukan pabrik, di wilayah Tangerang. Di tempat itulah saya bekerja sekaligus belajar,” ucap Nunung mengisahkan perjalanan hidupnya.
Seiring berjalannya waktu, Nunung merasa hasil kerjanya enggak sebanding dengan jarak tempat bekerjanya dengan kampung halaman. Nunung pun menyerah dengan keadaan.
Dirinya lalu ingat, kalau di kampung halamannya adalah wilayah penghasil lurik yang sampai saat ini masih bertahan.
“Mengapa saya enggak mencoba membuat inovasi baru dengan membuat sepatu lurik saja ya? Begitu pikir saya waktu itu. Toh bahan baku di sekitar kampung saya banyak sekali,” kata Nunung saat ditemui di rumahnya.
Dengan modal Rp15 juta, ia akhirnya memantapkan diri memproduksi sepatu lurik tersebut. Modal awal itu ia gunakan untuk membeli kain, material sepatu, lem, kayu berbentuk kaki sebagai ukuran, dan lain-lain.
“Namanya juga baru coba-coba, hasilnya ya masih sedikit. Namun lumayanlah sudah ada pemasukan, sehingga uang bisa berputar,” tambah Nunung.
Usahanya ini ia beri nama Nue Sport, mencomot dari namanya, Nunung. Usaha ini ia rintis sejak 2019 yang lalu. Setelah bisnis rumahan ini sempat terseok-seok jalannya karena pandemi Covid-19.
Namun yang namanya rezeki tidak akan lari kemana. Setahun yang lalu ia didatangi tim-nya “Lapak Ganjar” milik Ganjar Pranowo, Gubernur Jawa Tengah. Setelah usahanya ini dipromosikan di Lapak Ganjar, masyarakat luas mulai mengenalnya. Lalu banyak yang memesan.
Di Nue Sport kamu bisa memesan secara grosir atau eceran. Bahkan kamu juga bisa memesan motif sepatu sesuai keinginan atau secara custom. Bukan cuma sepatu, Nue Sport juga membuat sandal wanita yang bentuknya cantik dan menarik loh.
O ya, selain memanfaatkan kain lurik, Nunung juga memadukan produknya dengan kain torso asal Jepara.
Dalam sebulan, ia mampu membuat sepatu lurik sebanyak 250 sampai 300 buah. Dari menjual sepatu seharga Rp85 ribu sampai Rp150 ribu per pasang, Nunung bisa memperoleh cuan rata-rata Rp5 juta sampai Rp7 juta dalam sebulan.
Pemasarannya seperti apa sih? Ternyata, Nunung dikelilingi oleh para marketing andal, yaitu teman dan tetangganya sendiri. Jumlahnya ada 10 orang.
