Seorang mahasiswa bernama Mhari Thurston-Tyler, berusia 20 tahun menggunakan tanda Chiltern Railways untuk membuat crop top, sebelum akhirnya menjualnya di aplikasi pakaian bekas Depop sekitar Rp 300 ribu.
Mhari mendaftarkan pakaian itu pada Kamis malam, namun unggahan itu langsung viral, setelah daftar Depop diposting di Twitter.
Tanda biru sendiri dipasang di sekitar kursi kereta di Chiltern Railways, agar para penumpang kereta menjaga jarak.
Tetapi, Depop hari ini mengkonfirmasi bahwa item tersebut telah dihapus karena melanggar persyaratan layanan mereka.
"Item yang dipermasalahkan telah dihapus dari aplikasi dan pengguna telah mengakui bahwa itu diambil dari kereta Chiltern Railways," jelas juru bicara Depop, dilansir dari The Sun.
Namun seorang mahasiswa fesyen itu mengatakan kepada BBC, bahwa dia tidak mencurinya, tetapi mengambil dua di antaranya di luar stasiun Marylebone pada bulan September.
Dia berkata bahwa ia telah menjahit kembali salah satu sampulnya agar pas, dan memutuskan untuk menjual keduanya di Depop.
"Saya tidak mencurinya tetapi saya mengerti bahwa tidak benar untuk menjualnya kembali," kata Mhari.
Chiltern Railways, yang melakukan perjalanan antara London dan Birmingham serta melalui perbukitan Chiltern di Buckinghamshire, memastikan bahwa beberapa tanda jarak sosial mereka telah hilang.
Terlepas dari itu, crop top yang dibuat dari tanda Railways itu membuat kehebohan di media sosial.
"Bagaimana jika kursi itu meniru dia?" komentar salah satu netizen.
"Saya menghargai kerja kerasnya," tulis yang lainnya.
