Dimasa pandemi covid-19 ini, proses belajar mengajar terkpaksa harus dilakukan secara daring. Bagi mereka yang rumahnya berada di pedalaman, tentu hal ini bukanlah hal yang mudah.
Baru-baru ini seorang mahasiswi bernama Rose Nawie Anjap terpaksa harus menghabiskan waktunya berjam-jam di hutan utuk bisa mendapatkan sinyal internet agar bisa mengikuti kelas online. Bahkan, untuk bisa melindungi dirinya, ia harus selalu membawa parang.
Melansir dari The Star, Senin (29/6) mahasiswi ini harus bersedia bangun pagi untuk melakukan perjalanan ke hutan di pedalaman Sarawak untuk bsia berpartisipasi dalam kelas daring.
Rose menyebutkan bahwa sinyal Internet di hutan lebih stabil dan cepat jika dibandingkan dengan rumahnya yang berada di Pakan, Papar, sekitar empat hingga lima jam dari ibu kota Kuching.
Untuk bisa belajar secara daring, dirinya harus mempersiapkan diantaranya kelambu jaring, karpet, laptop hingga alat tulis.
"Saya melakukan presentasi online pada hari itu jam 9 hingga 11 pagi. Jadi saya berlindung di bawah jaring untuk menghindari gigitan nyamuk. Jika tidak, saya harus menghabiskan banuak waktu untuk mengusap nyamuk atau menggaruk kulit," ujar Rose.
Rose mengatakan bahwa dirinya terinspirasi dari Veveonah Mosibin yang belum lama ini viral usai belajar di atas pohon untuk mendapatkan sinyal yang kuat.
Terkadang Rose ditemani sang ayah saat melukan belajar di hutan. Rose pun mengunggah pengalaman belajar di hutan ke akun media sosialnya.