Rezeki enggak akan lari kemana, itulah yang selalu menjadi pegangan Isnawati (45) dalam menjalani hidup. Isnawati adalah perajin limbah enceng gondok di Kota Batam, Kepulauan Riau yang masih meraih cuan selama pandemi Covid-19. Bagi Isnawati, pandemi Covid-19 enggak menyurutkan bisnis kerajinannya.
Di tangan Isnawati, limbah dari enceng gondok diolah menjadi kerajinan tangan yang mempunyai nilai jual tinggi. Menariknya, pesanan kerajinan enceng gondok buatannya justru meningkat saat aturan Work From Home (WFH) diberlakukan oleh pemerintah. Kebanyakan pesanan yang datang berupa pot bunga.
Dibantu teman-temannya, Isnawati sempat kewalahan menerima pesanan karena permintaan yang terus menerus datang. Menurutnya, aturan WFH yang dijalani oleh masyarakat Batam di masa pandemi, membuat sebagian besar orang menyalurkan tingkat stres dengan mengkoleksi tanaman hias.
Bisnis pembuatan kerajinan enceng gondok terlah dilakoni sejak 2013 silam. Dari hasil kerajinan dari eceng gondok ini, ia sudah berhasil menciptakan lapangan pekerjaan bagi orang-orang sekitarnya. Bahan dasar kerajinan engceng gondok didapat dari Waduk Duriangkang di Tanjung Piayu, Kota Batam.
Kebetulan lokasi waduk berdekatan dengan kediamannya. Awalnya hanya membuat sendal jepit namun seiring dengan tingginya permintaan pasar ia pun mencoba bereksperimen dengan model lain.
"Saya coba ambil limbahnya dan saya buat menjadi sendal. Sampai saat ini masih ada di rumah dan masih digunakan," ujar Isnawati kepada Tim IDZ Creators.
Berawal dari sandal inilah, Ismawati kemudian mengajari beberapa rekannya dalam membuat berbagai kerajinan tangan lainnya misalnya tas, pot bunga, karpet mini, hingga meja berukuran 70 cm beserta kursi, dan sofa berbahan dasar eceng gondok. Dari bisnis kerajinan enceng gondok, dalam sebulan ia dapat meraup untung hingga Rp10 juta lebih.
Bikin cerita serumu dan dapatkan berbagai reward menarik! Let’s join IDZ Creators dengan klik di sini
