Kedutaan Besar Jepang menyelenggarakan acara pelepasan 61 pelajar penerima beasiswa pemerintah Jepang (Monbukagakusho) atau MEXT.
MEXT atau beasiswa Monbukagakusho adalah beasiswa dari Kementrian Pendidikan, Kebudayaan, Olah Raga, Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Jepang. Beasiswa ini meliputi biaya hidup dan juga biaya studi pada setiap tahunnya.
Program beasiswa MEXT berdiri pada tahun 1954 dan sudah lebih dari 100 ribu pelajar dari 160 negara telah belajar di Jepang melalui beasiswa ini, dan pada tahun ini mereka direncanakan akan diberangkatkan pada April mendatang.
Wakil Duta Besar Jepang Tamura Masami mengatakan Indonesia dan Jepang memiliki hubungan yang sangat kuat baik di ekonomi maupun budaya.
“Saat ini dapat dilihat dari berbagai tempat di Jakarta terdapat berbagai produk, makanan, dan animasi Jepang dan juga orang indonesia yang belajar bahasa Jepang,” ujar Tamura Masami selaku Wakil Duta Besar Jepang untuk Indonesia dalam acara pelepasan para penerima beasiswa, di Kedutaan Jepang, Jakarta, Senin (20/3/2023)
Meskipun ada perbedaan kebudayaan dan kebiasaan hidup, beliau berharap para penerima beasiswa tidak takut dalam mencoba hal baru dan diharapkan dari kegiatan pertukaran pelajar itu dapat memperkuat ikatan antar negara.
“Saya berharap agar kalian sebagai perwakilan indonesia mendapatkan berbagai kesempatan untuk melakukan pertukaran di Jepang dan menjadi pendorong bagi peningkatan persahabatan jepang dan indonesia,” ujarnya.
Sementara itu Shafa yang merupakan salah satu perwakilan dari program beasiswa kategori research student mengungkapkan rasa bahagianya karena terpilih menjadi salah satu mahasiswa yang mendapatkan beasiswa tersebut.
“Aku merasa senang dan bangga jadi salah satu mahasiswa terpilih yang dipilih untuk melanjutkan studi di Jepang, karena menurut aku ini adalah suatu privilege sendiri untuk mahasiswa yang ada di indonesia,” ujar Shafa saat ditemui di Kedutaan Jepang.
Dalam persiapannya untuk berangkat ke Jepang, Shafa rupanya juga mempelajari bahasa Jepang secara otodidak untuk kesehariannya nanti di Jepang.
“Kalau persiapan yang aku lakuin sekarang itu aku belajar bahasa Jepang sendiri karena yang pasti walaupun program studi aku nanti di sana berbahasa Inggris, aku perlu belajar bahasa Jepang untuk sehari-hari dan yang kedua sekarang aku sedang spending time with my family karena aku gak tau lagi kapan bisa ketemu mereka di 2 sampai 3 tahun ke depan,” ujar Shafa.
Shafa merupakan mahasiswa S1 Biologi angkatan 2017 di Universitas Indonesia, yang tertarik untuk melanjutkan penelitiannya ke jenjang S2 sampai S3 dengan topik yang sama di negara tersebut.
