Ternyata enggak sulit menemukan beragam benda antik, kuno yang identik dengan ritual dan sering dikaitkan dengan dunia mistis.
Sebab salah satu warga Tulungagung masih melestarikan toko benda antik yang diwariskan oleh bapaknya yang telah meninggal dunia.
Toko benda antik ini ada di rumah milik Lamidi warga Desa Ngrendeng, Kecamatan Gondang, Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, atau sekitar 10 kilometer dari kota ke arah barat menuju Kabupaten Trenggalek.
Dari luar, rumah ini tidak nampak seperti toko, sebab tidak ada etalase maupun plakat yang menandakan sebuah toko. Namun begitu memasuki halaman rumah yang asri ini, kamu akan langsung melihat hamparan benda antik yang dibiarkan berjajar di lantai, laci hingga rak tingkat di rumah tersebut.
Sejumlah benda antik seperti emban atau pegangan akik, kemudian kul Buntet, patung beragam bentuk dan jenis, hingg beragam minyak wangi, dupa serta azimat dan beragam benda antik lainnya bisa ditemukan di toko yang satu ini.
Nama Lamidi sendiri sudah dikenal sebagai pedagang benda antik sejak 1970-an, kini toko tersebut dikelola oleh penerusnya, Dian Wahyuningsih alias Mbak Yun.
Mbak Yun berkisah, nama ayahnya yang sudah Almarhum tersebut telah dikenal di kalangan pecinta benda antik, sebab sejak tahun 70an sudah berkeliling dari pasar ke pasar di seputaran pulau Jawa untuk berjualan benda antik seperti ini.
"Kalau mulainya ya sejak tahun 70an, mbah Lamidi itu jualan dari pasar ke pasar sampai ke Jakarta pernah, Bali juga pernah," ujarnya.
Kemudian pada tahun 2000-an saat tenaganya mulai menua, ayahnya sudah tidak lagi keliling dari pasar ke pasar dan memilih membuka dagangannya di rumah. Namun ternyata relasinya di sejumlah kota seperti Surabaya, Madura, Solo dan daerah lain di Jawa Barat tetap memasok barang-barang antik untuk dijual dirumahnya.
"Kalau barang-barang ini ada yang dari Solo, ada juga yang dari Madura, macem-macem mas," jelasnya.
Mbak Yun mengaku enggak pernah mengunggah dan menjual barang antik ini melalui media online, namun tetap saja ada pesanan dari beberapa kota seperti Mojokerto, Surabaya, Blitar dan lain sebagainya.
Barang antik yang kerap diburu pembeli adalah patung berukuran sekitar 20 centimeter berwujud hewan, tokoh nasional, tokoh agama tertentu, hingga dewa-dewi dan figur publik lainnya menjadi buruan penggemar barang antik.
Begitu juga dengan azimat, minyak kasturi, javaron dan beberapa benda lainnya.
Mbak Yun mengakui, dirinya enggak mengetahui dengan pasti alasan para pembeli, sekedar menjadi barang koleksi atau untuk tujuan tertentu.
