Narsistik, Baby Boomer Memiliki Sifat Hipersensitif

- Senin, 16 Desember 2019 | 11:00 WIB
Ilustrasi Baby Boomer (Pexels/Pixabay)
Ilustrasi Baby Boomer (Pexels/Pixabay)

Milenal seringkali dicap "sensitif," tetapi ternyata selama ini masyarakat menerapkan label pada generasi yang salah. 

Generasi yang lebih tua (baby boomer) justru memiliki sifat sangat perasa (hipersensitif) daripada generasi yang lebih muda, menurut sebuah studi terbaru yang diterbitkan dalam Journal Psychology and Aging. 

Para peneliti mendefinisikan "hipersensitivitas" sebagai orang yang sulit atau tidak menerima umpan balik dari orang lain dan mengecam setiap kritik terhadap diri sendiri, dilansir dari Business Insider

Studi ini juga berkaitan dengan narsisme yang meneliti hampir 750 orang yang berusia 13 hingga 77 tahun untuk lebih memahami bagaimana sifat-sifat narsis bervariasi di setiap generasi dan bagaimana tingkat narsisme berubah seiring bertambahnya usia. 

Gangguan kepribadian narsistik, menurut Mayo Clinic adalah keadaan mental yang melibatkan perasaan mementingkan diri sendiri yang meningkat, kebutuhan akan perhatian dan kekaguman yang berlebihan. 

Narsistik juga menimbulkan kurangnya empati dan harga diri rendah yang rentan terhadap kritik. Ciri-ciri ini ada pada spektrum dan dapat eksis bahkan jika orang tersebut tidak memiliki kelainan narsistik. 

Para peneliti juga menemukan bahwa ketika individu dalam penelitian ini menua, mereka menjadi kurang sensitif, dengan "hipersensitivitas" yang menurun tajam pada usia 40 tahun. 

Tetapi, ketika mereka melihat tren spesifik generasi, mereka menemukan bahwa generasi yang lebih muda kurang sensitif daripada orang tua mereka. 

  • Milenial terkenal memiliki reputasi "kepingan salju" 

Temuan ini bertentangan dengan bagaimana dunia memandang milenial. 

Dalam wawancara tahun 2017 dengan Forbes, pakar generasi Neil Howe mengatakan bahwa organisasi berita sering menyebut generasi milenial sebagai generasi "kepingan salju" - sebuah istilah yang meremehkan untuk dilindungi, tidak peka, egois dan sensitif. 

Strereotip ini tidak sepenuhnya benar, kritik label yang selama ini disematkan untuk milenial kerap kali melukiskan gambaran yang menyimpang. 

Kritikan negatif kepada milenial ini sebenarnya mengarah pada milenial yang tidak memiliki dasar, dan justru mengabaikan kekuatan milenial sejati yang kemungkinan besar akan sangat bermanfaat bagi negara di tahun-tahun mendatang. 

Padahal, tindakan milenial seringkali positif, mudah menerima orang lain, optimis, dan memiliki kualitas yang berpengaruh lebih besar dalam jangka panjang. 

Kebesaran satu generasi seringkali ditentukan bagaimana mereka bereaksi terhadap tantangan yang menimpa mereka dan sama pentingnya dengan cara suatu generasi bereaksi terhadap generasi lainnya. 

Halaman:

Editor: Administrator

Terkini

3 Ayat Alkitab Tentang Masa Depan

Selasa, 16 April 2024 | 17:00 WIB

5 Contoh Hak Siswa di Sekolah yang Kamu Harus Tau!

Kamis, 11 April 2024 | 09:10 WIB
X