Warga negara Singapura merupakan orang terkaya di peringkat 6 dunia, menurut laporan terbaru dari Credit Suisse.
Peringkat tersebut diterbitkan dalam Laporan Kekayaan Global Credit Suisse Research Institute pada hari Senin, 21 Oktober. Peringkat kekayaan rumah tangga 5,1 miliar orang di seluruh dunia ini menempati Swiss, Hong Kong, dan AS sebagai tiga negara terkaya di dunia, melansir dari Business Insider.
Laporan Kekayaan Global tersebut mencatat 207.000 miliarder tinggal di Singapura. Lima persen orang Singapura atau 226.000 orang, berasal dari 1 persen orang terkaya di dunia. Mereka diperkirakan memiliki harta sebesar US$936.400 atas nama mereka.
Berdasarkan tabel, jumlah miliarder Singapura melonjak enam kali lipat dari 35.000 pada 2010 menjadi 207.000 pada 2019 berdasarkan Credit Suisse Research Institute Laporan Kekayaan Global 2019.
Selain itu, 2,18 juta orang Singapura adalah 10 persen terkaya di dunia, dengan kekayaan lebih dari US$109.400 dan ini hampir setengah dari 5 juta orang dewasa yang tinggal di Singapura.
"Di Singapura, kekayaan per orang dewasa yang diukur dalam dolar AS tumbuh kuat selama tahun 2000 hingga 2012. Setelah itu jatuh, sebagian besar karena depresiasi mata uang, tetapi telah tumbuh lagi sejak 2015," kata laporan itu.
Kekayaan rata-rata orang Singapura meningkat tiga kali lipat dari sekitar US$ 115.000 pada tahun 2000 menjadi sekitar US$ 300.000 pada tahun 2019 dan menjadikan orang Singapura orang terkaya kedua di Asia.
Kekayaan rata-rata global pada 2019 adalah mencapai US$ 70.850 dengan rekor tertinggi.
Berdasarkan tabel, kekayaan Singapura telah tumbuh dua kali lipat dari rata-rata negara Asia-Pasifik, dan lebih cepat dari tingkat dunia, berdasakan Credit Suisse Research Institute Laporan Kekayaan Global 2019.
Sementara kekayaan bersih sebesar US$300.000 ini biasanya berasal dari aset keuangan US$ 200.000 (seperti saham) dan aset riil US$ 150.000 (seperti properti).
Utang rata-rata negara ini mencapai US$ 50.000 atau disebut terlalu "moderat untuk negara kaya."
"Aset keuangan membentuk 57 persen dari kekayaan rumah tangga bruto di Singapura, yang merupakan rasio yang mirip dengan Swiss," kata laporan itu.
Berdasarkan laporan bahwa kenaikan itu sebagian besar disebabkan oleh tabungan yang tinggi, kenaikan harga aset, dan kenaikan nilai tukar dari 2000 hingga 2019.
"Terlepas dari proporsi orang yang sangat kaya, ketimpangan di sini "tidak ekstrem dibandingkan dengan negara lain", kata laporan itu.
