Berawal dari Gerobak, Pria Ini Sukses Buka 9 Resto Seblak dengan 90 Karyawan!

- Jumat, 17 Maret 2023 | 15:46 WIB
Rinaldy Anantadira, pemilik usaha Seblak Asgar. (Dok. Pribadi)
Rinaldy Anantadira, pemilik usaha Seblak Asgar. (Dok. Pribadi)

Ragam kuliner nusantara kekinian, populer beberapa tahun terakhir. Salah satunya seblak, hidangan gurih berbahan dasar kerupuk mentah. Peluang ini ditangkap Rinaldy Anantadira. 

Tahun 2014, mantan pengajar design graphic di Binus Center Jakarta ini mulai merintis usaha Seblak Asgar, alias Asli Garut. Nama ini dipilih karena sang ayah berasal dari Garut, Jawa Barat. 

Sambil bekerja di sebuah perusahaan di Yogyakarta, Rinaldy mulai berjualan seblak dengan gerobak dari bazar ke bazar, setiap Sabtu-Minggu. Ia menjual varian seblak ati dan seblak ceker, seharga Rp15 ribu per porsi. Tiga tahun kemudian, Rinaldy mantap membuka resto. 

“Yang membuat yakin dagang karena gaji Rp6 juta, kalau dibagi 30 hari, Rp200 ribu. Masa kalah sama tukang mie ayam? Padahal kita kan sarjana. Langsung putar haluan, saya engga boleh kalah sama tukang jualan yang modal seadanya. Merubah mindset pada saat itu,” ujar Rinaldy saat ditanya alasan banting setir menjadi wirausahawan. 

-
Rinaldy Anantadira, pemilik usaha Seblak Asgar. (Dok. Pribadi)

Restoran pertamanya berlokasi di Jalan Lowanu, Kota Yogyakarta. Desain interiornya dibuat senyaman mungkin, lengkap dengan AC. Di awal-awal resto beroperasi, Rinaldy hanya dibantu ibu, ayah dan istrinya. 

Proses memasak seblak, cukup menyita waktu. Sehingga jumlah porsi yang disajikan per hari, sangat terbatas. Rinaldy lantas mencari cara untuk menghemat waktu memasak. 

“Tahun 2017 saya belajar dari tukang bakso, modelnya hanya disiram kuah. Kami buat namanya kuah jeletot, artinya sangat pedas. Karena (tukang) bakso bisa menjual lebih dari 300 porsi per hari, dengan hanya mengguyur kuah saja. Sedangkan seblak hanya dapat memasak paling banyak 100-150 porsi per hari,” imbuhnya.

Resto Seblak Asgar mulai dikenal luas. Selain menyuguhkan seblak dengan kuah khas, varian isi dan toppingnya juga beragam, antara lain ceker, sayap ayam, jamur, telur, otak-otak Garut, bakso sapi, crabstick, tofu fish cake, chikuwa dan chicken dumpling. Harga per porsi mulai dari Rp13 ribu sampai Rp25 ribu. 

Belajar dari Kendala

-
Beberapa varian rasa seblak buatan Rinaldy Anantadira. (Dok. Pribadi)

Seiring waktu, Rinaldy mulai merekrut karyawan. Namun sang karyawan seringkali izin kerja. Kendala operasional juga sempat ia hadapi. Karena harus buka setiap hari tanpa libur dan jam kerja yang panjang, membuat timnya kelelahan.  

“Kendala finance, masih suka tercampur keuangan pribadi dan keuangan usaha. Kendala produksi, masih suka berubah-ubah rasa, karena gantian jaga sama karyawan. Kendala marketing, keuangan masih terbatas, tapi ide untuk memperkenalkan produk sudah penuh di kepala," lanjutnya.

Inovasi, proses belajar terus menerus, serta melibatkan keluarga dan karyawan dalam mewujudkan visi dan misi, membuat bisnis resto Seblak Asgar berkembang. Rinaldy membuka cabang kedua pada tahun 2017. Kali ini ia memilih Hartono Mall, Yogyakarta. 

Buka Lapangan Kerja

-
Resto pertama Seblak Asgar. (Dok. Pribadi)

Saat ini, total resto Seblak Asgar berjumlah sembilan, dua cabang di antaranya dikelola lewat sistem waralaba. Selain di Yogyakarta, cabang resto berada di Solo dan Malang, dengan total karyawan sekitar 80-90 orang. 

Halaman:

Editor: Z Creators

Tags

Terkini

3 Ayat Alkitab Tentang Masa Depan

Selasa, 16 April 2024 | 17:00 WIB

5 Contoh Hak Siswa di Sekolah yang Kamu Harus Tau!

Kamis, 11 April 2024 | 09:10 WIB
X