Sejumlah wanita yang bekerja sebagai pedagang keliling di Kabupaten Lebak, Banten, mampu membiayai anak hingga lulus dan menyandang gelar sarjana.
"Kami merasa bahagia setelah anak kami bernama Aldi (22) diwisuda dan kini bergelar sarjana ekonomi," kata Lani Yuliana (45), seorang pedagang sayur keliling, warga Palaton, Kabupaten Lebak, dikutip dari Antara, Rabu (7/7/2021).
Perjuangannya tidak mulus. Lani harus berjuang berjualan selama 15 tahun agar mampu membiayai pendidikan anaknya.
Pagi buta setelah Salat Subuh, Lani berangkat ke Pasar Rangkasbitung untuk berbelanja aneka sayuran, dan pukul 07.00 WIB berkeliling masuk kampung keluar kampung di Rangkasbitung.
"Kami berjualan demi keluarga dan pendidikan anak, dan jangan sampai nasib anak seperti orangtuanya," katanya.
Dia pun mengucap syukur karena anaknya kini diterima bekerja di salah satu perusahaan di Tangerang dengan gaji sebesar Rp6,5 juta.
Lani mulai berjualan sayur karena pendapatan suaminya sebagai satpam tidak mencukupi untuk kebutuhan makan dan biaya pendidikan anak.
Bermodal Rp800 ribu, Lani berjualan sayuran keliling dan sampai kini masih bertahan. Awalnya, dia berjalan kaki hingga puluhan kilometer, tapi sekarang sudah memakai motor.
"Kami bisa meraup keuntungan berjualan sayuran berkisar antara Rp75 ribu sampai Rp100 ribu per hari. Pendapatan sebesar itu bisa menyisihkan untuk biaya pendidikan anak," jelasnya.
Begitu pula dengan pedagang keliling bernama Mbak Endo (55), warga Rangkasbitung. Selama 30 tahun jadi penjual jamu keliling, dia bisa menyekolahkan anaknya hingga sarjana.
Ada pula seorang wanita bernama Maryati yang juga berjualan sayur keliling ke perumahan. Dari pekerjaan itu, dia bisa menyekolahkan putranya hingga lulus sarjana pertanian.
