Kisah Inspiratidf CEO Sukses yang Dahulu Dibuang di Tempat Sampah

- Selasa, 19 November 2019 | 16:32 WIB
Facebook/Freddie Figgers
Facebook/Freddie Figgers

Setiap anak tentu ingin memiliki keluarga yang lengkap dan bisa mendapatkan kasih sayang sepenuhnya dari sang orang tua atau keluarga. Nyatanya, impian sederhana ini tak bisa dirasakan oleh semua anak. Ada beberapa anak yang sengaja dibuang oleh orang tuanya karena satu dan lain hal.

Sebagian dari anak "terbuang" ini bisa tumbuh dengan tak menjadi apa-apa. Alasannya tak lain dan tak bukan, karena kurangnya perhatian dan kasih sayang dari orang terdekatnya. Namun, hal ini tak berlaku bagi seorang pria bernama Freddie Figgers.

-
Facebook/Freddie Figgers

Pria yang kini berusia 30 itu kini menjadi seorang CEO sukses di Florida. Bahkan perusahaan yang dirintisnya dapat menghasilkan keuntungan sebesar $62 juta atau sekitar Rp873 miliar. Namun siapa sangka, jika Freddie adalah seorang pria yang dulunya dibuang oleh orang tuanya.

Tapi, ia tak menjadikan ini sebagai penghalangnya untuk berubah menjadi orang sukses. Dengan tekad yang kuat dan kemampuan yang terus di asah, Freddie yang dulu dibuang tumbuh menjadi orang sukses.

-
screenshoot/YouTube/Figgers Wireless

Freddie sendiri lahir di Quincy, Florida. Saat dilahirkan, ia diketahui langsung dibuang di tempat sampah. Freddie kemudian diadopsi oleh Nathan dan Betty Figgers saat usianya dua hari. CEO Figgers Communication ini menyukai dunia komputer sejak umurnya masih belia. Di usianya yang ke-9 tahun, Freddie berhasil memperbaiki komputer pertamanya.

Kemudian, saat usianya 12 tahun, Freddie mulai bekerja sebagai teknisi komputer. Karena kepiawaiannya dalam memperbaiki komputer, di usianya yang ke-15 tahun, Freddie mendirikan sebuah perusahaan cloud computing.

Inovasi milik Freddie tak hanya dalam dunia komputer saja, tapi juga teknologi lainnya. Pernah suatu ketika, ayah Freddie didiagnosis menderita Alzheimer. Freddie kemudian berinisiatif untuk membuatkan sebuah sepatu dengan pelacak GPS dan fitur komunikasi dua arah.

-
screenshoot/YouTube/Figgers Wireless

"Produk itu sangat sukses dan sbeuah perusahaan dari Kansas membelinya dari saya seharga $2,2 juta," ujar Freddie.

Tak sampai di situ, saat usianya menginjak 24 tahun, Freddie telah membuat 80 perangkat lunak khusus. Tak hanya memiliki otak yang cerdas dan kemauan untuk bekerja keras, Freddie adalah sosok yang dermawan. Ia bahkan menjadi panutan dalam komunitasnya.

Freddie diketahui mensponsori program pemuda, menawarkan beasiswa perguruan tinggi kepada siswa sekolah menengah atas, membayar tagihan manula dan membantu membayar cicilan rumah.

"Saya percaya mengubah kepedulian menjadi tindakan, dan jika anda melihat masalah, temukan solusi untuk memberikan dampak dan mengubah kehidupan seseorang," tegas Freddie.

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Administrator

Terkini

Makna dan Kegunaan 7 Sakramen dalam Gereja Katolik

Selasa, 26 Maret 2024 | 08:15 WIB

4 Peran Kerjasama Pendidikan oleh Negara ASEAN

Kamis, 21 Maret 2024 | 18:15 WIB
X