Kawasan Universitas Indonesia (UI) dulunya merupakan perkebunan kini dibuat sedemikian asri dan sejuk dengan banyak pepohonan rindang. Sehingga mahasiswa pun bisa bersantai di sekitar danau sambil mengerjakan tugas kuliah.
Bila mengitari kawasan kampus ini, mata akan tertuju pada satu pohon unik yang terdapat di depan perpustakaan UI. Berdiameter besar, berdiri tinggi menjulang dengan ranting-rantingnya yang banyak seolah ditanam terbalik. Tampak juga beberapa buah yang menjuntai dari sela-sela ranting.
Sekilas pohon ini seperti tak mempunyai kehidupan karena kering. Namun ternyata itulah ciri khas pohon ini. Bernama Baobab, pohon ini biasanya tumbuh di Afrika dan Australia dengan nama spesies Adansonia Digitata.
Pohon ini bisa mencapai tinggi 30 meter dengan diameter batang mencapai 14 meter. Di Pulau Jawa Baobab sendiri dikenal sebagai Ki Tambleg atau Asem Buto merupakan pohon peninggalan dari zaman Belanda.
Baobab ternyata mempunyai khasiat yang sangat banyak mulai dari daun, buah, hingga kulitnya sebagai obat-obatan ataupun bahan makanan. Buah baobab mirip buah mangga ini mempunyai kandungan vitamin C tiga kali lipat dari jeruk serta kaya mineral dan kalsium.
Kalsium yang terkandung dalam buah ini dua kali lipat lebih banyak dari segelas susu. Konon rasa buah Baobab lebih lezat daripada buah pir sehingga Baobab dijuluki buah super.
Selain itu buahnya berabad-abad di Afrika telah digunakan sebagai obat mengatasi berbagai macam penyakit seperti lambung hingga malaria. Suku Aborigin penduduk asli Benua Australia menggunakan buah yang kaya manfaat ini untuk tujuan yang sama.
Di Afrika, baobab dikenal sebagai pohon kehidupan. Setiap pohon Baobab memiliki kandungan cadangan air 4500 liter. Selain buahnya yang kaya antioksidan, daunnya pun digunakan dalam pengobatan tradisional sebagai obat penurun panas dan bisa dimakan serta dimasak seperti bayam.
Penampilan pohon yang dapat hidup hingga 2000 tahun ini memang tak lazim, kulit pohonnya mengandung serat bisa digunakan untuk membuat tali, karung, pakaian, dan kertas. Kulit pohonnya juga bisa ditumbuk menjadi bubuk sebagai penyedap dan ragi makanan.
Bijinya digunakan sebagai untuk membuat tinta dan bunganya dimanfaatkan untuk membuat lem. Setiap jengkal dari pohon ini tidak ada yang sia-sia, batang pohonnya yang berdiameter besar dan berlubang sering digunakan sebagai gudang penyimpanan, rumah bahkan sel tahanan.
Artikel menarik lainnya:
- Ada Taman Jepang di Tengah Kota Istanbul, Vibe-nya Mirip dengan Negeri Matahari Terbit
- Warga Gili Lombok Utara Ramai-ramai Mandi Bareng, Ritual 'Aneh' Bisa Tangkis Petaka
- Viral Kisah "Kakak Iparku Adalah Calon Suamiku”, Begini Perjalanan Cintanya
- Peluang Bisnis! Viral Jajanan Pancake Jepang, Pembelinya Membludak hingga Antre Panjang
Bikin cerita serumu dan dapatkan berbagai reward menarik! Let’s join Z Creators dengan klik di sini.