Keutamaan Hari Tasyrik Idul Adha, Hari Diharamkannya Umat Islam Berpuasa

- Jumat, 24 Juli 2020 | 11:28 WIB
Tenda para jamaah haji saat bermalam di Mina saat Hari Tasyrik (Wikipedia)
Tenda para jamaah haji saat bermalam di Mina saat Hari Tasyrik (Wikipedia)

Menjelang Hari Raya Idul Adha, kamu pasti pernah mendengar tentang hari tasyrik. Apa sih hari tasyrik itu? Apa kaitannya dengan Idul Adha ya? Untuk lebih tau, kali ini Indozone akan mengulas tentang hari Tasyrik dan keutamaannya.

Hari Tasyrik merupakan hari raya umat Islam yang jatuh di hari ke 11,12, dan 13 bulan Dzulhijjah, tepatnya 3 hari setelah Idul Adha 10 Dzulhijjah menurut hitungan Kalender Islam.

Berasal dari bahasa Arab 'Ayyam at Tashriq' (matahari terbit), hari Tasyrik disebut juga dengan Hari Makan Minum. Oleh karena itu, semua umat Islam diharamkan berpuasa ketika Hari Tasyrik. Pendapat ini lebih dikuatkan dalam madzhab Syafi'i.

Dari Nubaisyah Al Hudzali, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Hari-hari tasyrik adalah hari makan dan minum.” (HR. Muslim no. 1141)

Makna dan Keutamaan Hari Tasyrik Idul Adha Bagi Umat Islam

-
Ilustrasi domba untuk qurban Idul Adha (ANTARA FOTO/Anis Efizudin)

Ada makna di balik diharamkannya umat Islam berpuasa pada hari Tasyrik. Makna hari Tasyrik disebut sebagai lanjutan dari perayaan Idul Adha, untuk memperingati kesanggupan Nabi Ibrahim a.s menyembelih anaknya, Nabi Ismail a.s sebagai simbol ketaatannya kepada Allah SWT.

Namun, Allah SWT kemudian mengganti Nabi Ismail dengan seekor hewan ternak yaitu domba, sebagai imbalan atas keikhlasan hati dan ketaatan Nabi Ibrahim dan Ismail.

Berangkat dari kisah itu, makna hari Tasyrik tidak lain untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Umat Muslim diperbolehkan melakukan ibadah apapun pada hari Tasyrik, seperti menyembelih hewan qurban, berdzikir, bersedekah, makan dan minum, namun dilarang untuk berpuasa.

Makna hari Tasyrik juga berkaitan dengan rangkaian ibadah haji oleh kaum Muslimin di Tanah Suci. Pada hari Tasyrik, jamaah haji bermalam (mabit) di Mina untuk mendekatkan diri, beribadah, dan melempar jumrah.

"Dan berzikirlah kepada Allah dalam beberapa hari yang ditentukan (hari-hari Tasyrik). Maka, siapa yang ingin cepat (berangkat dari Mina) sesudah dua hari, maka tiada dosa atasnya. Dan barang siapa yang ingin menangguhkan, maka tiada dosa pula atasnya bagi orang yang bertakwa." (Q.S Al-Baqarah ayat 203)

-
Tenda para jamaah haji saat bermalam di Mina (Wikipedia)

Hari Tasyrik menurut ajaran Islam adalah hari berdzikir. Beberapa dzikir yang dianjurkan pada hari Tasyrik yaitu berdzikir kepada Allah dengan membaca takbir, tahlil, dan tahmid (takbiran) selepas salat fardhu.

Terkait dengan hari Tasyrik, Imam Nawawi ra pernah berkata:

"Hari tasyrik adalah tiga hari setelah Idul Adha (yaitu 11, 12, 13 Dzulhijjah). Disebut tasyrik karena tasyrik itu berarti mendendeng atau menjemur daging qurban di terik matahari. Dalam hadits disebutkan, hari tasyrik adalah hari untuk memperbanyak dzikir yaitu takbir dan lainnya." (Syarh Shahih Muslim, 8: 18).

Amalan-amalan tersebut disyariatkan hingga akhir hari Tasyrik, sebagaimana diriwayatkan dari Umar, Ali dan Ibdu Abbas.

Selain memiliki makna khusus, ada beberapa keutamaan hari-hari Tasyrik sebagaimana disebutkan dalam hadits bahwa hari Tasyrik adalah hari-hari yang agung untuk beribadah.

Halaman:

Editor: Administrator

Terkini

3 Ayat Alkitab Tentang Masa Depan

Selasa, 16 April 2024 | 17:00 WIB

5 Contoh Hak Siswa di Sekolah yang Kamu Harus Tau!

Kamis, 11 April 2024 | 09:10 WIB
X