Mengenal Self Injury, Penyebab dan Penanganannya

- Sabtu, 31 Agustus 2019 | 08:09 WIB
Ilustrasi Self Injury (Pexels/rawpixel)
Ilustrasi Self Injury (Pexels/rawpixel)

Self injury merupakan kebiasaan menyakiti diri sendiri sebagai cara untuk mengatasi, mengungkapkan, atau bertahan dari keadaan yang sangat sulit.

Kebanyakan orang yang melakukan self injury bukan untuk percobaan bunuh diri, meskipun percobaan bunuh diri juga membutuhkan aksi untuk menyakiti diri sendiri. 

Self injury termasuk dalam kategori nonsuicidal self-injury (NSSI). NSSI adalah menyakiti tubuh secara disengaja tanpa berniat untuk bunuh diri dan untuk tujuan yang tidak disetujui secara sosial.

Dilansir dari Mental Health America, sebuah studi mengungkapkan bahwa metode atau cara yang paling umum dilakukan oleh penderita self injury antara lain:

  • Menyayat kulit sebanyak 70-90%,
  • Membenturkan kepala atau memukul diri sendiri sebanyak 21-44%
  • Melakukan pembakaran ringan pada anggota tubuh sebanyak 15-35%
  • Luka lainnya seperti menggores anggota tubuh sampai mengeluarkan darah, memasukan sesuatu ke dalam tubuh, sampai mengonsumsi detergen atau pemutih.

Dikutip dari laman Dokter Sehat, sebenarnya tidak ada satu penyebab tunggal atau sederhana yang menyebabkan penderita self injury melukai diri sendiri. Secara umum, penyebab self injury adalah:

1. Tidak mampu mengatasi masalah dengan baik 

Nonsuicidal self-injury (tidak melukai diri sendiri secara fisik) biasanya adalah hasil dari ketidakmampuan untuk mengatasi masalah dengan cara yang sehat, namun dengan rasa sakit psikologis.

2. Kesulitan mengendalikan emosi

Seseorang sulit mengatur waktu, mengekspresikan atau memahami emosi. Campuran emosi yang memicu bahaya self injury itu kompleks. Misalnya, mungkin ada perasaan tidak berharga, kesepian, panik, marah, bersalah, penolakan, kebencian terhadap diri sendiri atau kebingungan seksualitas.

Umumnya mereka yang senang menyakiti diri sendiri merupakan orang-orang yang merasa kosong dan merasa sulit dipahami oleh orang lain. Penderita juga mudah merasa kesepian dan tidak siap akan tanggung jawab orang dewasa.

Untuk menyalurkan emosi dan perasaan mereka, akhirnya penderita gangguan psikologi ini melakukan tindakan-tindakan menyakiti diri sendiri seperti yang menyayat kulit hingga membenturkan kepala. Selain itu self injury juga biasa dilakukan sebagai bentuk mencari perhatian, menyelesaikan konflik batin maupun bentuk ketidaksetujuan terhadap orang lain.

Seperti yang sudah dijelaskan penderita self injury harus memiliki perawatan khusus yang ditangani oleh profesional sebelum keinginan menyakiti diri mereka bertambah parah. Beberapa jenis pengobatan untuk penderita self injury sebagai berikut:

1. Terapi Evaluasi

Tahap pertama yang bisa dilakukan untuk penderita self injury adalah dengan memberikan kesempatan bagi mereka untuk membuka diri. Dengan terapi evaluasi mereka akan diberikan kesempatan untuk menceritakan keluhan mereka dan mendapat bantuan psikologi seperti support dan bantuan lainnya yang akan membuat mereka tidak lagi melukai diri sendiri.

Halaman:

Editor: Administrator

Terkini

Makna dan Kegunaan 7 Sakramen dalam Gereja Katolik

Selasa, 26 Maret 2024 | 08:15 WIB

4 Peran Kerjasama Pendidikan oleh Negara ASEAN

Kamis, 21 Maret 2024 | 18:15 WIB
X