Istilah ‘nama adalah doa’ nampaknya berlaku bagi bocah TK ini. Muhammad Tegar, atau biasa disapa Tegar, sangat tegar meski kondisinya “berbeda”. Enggak ada sekalipun tergambar raut kesedihan di wajah Muhammad Tegar, bocah asal Kecamatan Jatipuro, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah ini.
Tegar tetap riang tertawa dengan teman-teman sebayanya di TK Jatipuro 2, Kabupaten Karanganyar. Namun ketika harus menulis atau menggamar, Tegar satu-satunya siswa yang enggak bisa menggunakan alat tulis dengan tangan mungilnya.
Meski bersekolah di sekolah umum, sesungguhnya kondisi fisik Tegar enggak biasa. Tegar terlahir dengan kaki dan tangan yang enggak bisa berfungsi normal. Sehingga untuk menulis atau menggambar, Tegar terpaksa menggunakan mulut kecilnya.
Tegar enggak berkecil hati. Meski dengan kondisi enggak sempurna, Tegar ternyata sangat jago menggambar. Ia bisa mengikuti instruksi sang guru, Syamsul Bakri. Selain menggambar, Tegar juga jago mewarnai.
Kepada Tim Z Creators, Sunaryo Haryo Bayu, Tegar yang menyukai konten ‘Truk Oleng’ ini mengaku ingin menjadi YouTuber.
Setiap hari, Larsih, sang bunda yang menggendong Tegar ke sekolah. Larsih mengatakan terpaksa menyekolahkan sang putra di sekolah umum karena di Kecamatan Jatipuro enggak ada Sekolah Luar BIasa (SLB). Sementara SLB terdekat jaraknya sekitar 30 km dari tempat tinggalnya.
Larsih yang bangga dengan tingkat percaya diri anaknya, punya banyak kegelisahan di hati. Terutama terkait fasilitas untuk kaum disabilitas seperti sang buah hati di masa mendatang. Terlebih, menurut Larsih, enggak selamanya ia bisa menggendong Tegar untuk beraktivitas.
“Yang menjadi kendala adalah mobilitas. Karena saya enggak akan sanggup mengendong Tegar yang terus tumbuh menjadi remaja. Ditambah aksesibilitas difabel di pedesaan yang masih sangat memprihatinkan. Kondisi ini akan mempengaruhi mobilitas Tegar dalam bersosialisasi dengan kawan-kawannya.” Ungkap Larsih lirih.
Bikin cerita serumu dan dapatkan berbagai reward menarik! Let’s join Z Creators dengan klik di sini.
