Masih ingat dengan kasus penembakan di Tahun Baru Imlek pada Januari lalu di Monterey Park, Amerika Serikat pada akhir Januari lalu? Ternyata ada aksi heroik dalam kejadian tersebut, lantaran sang penembaksempat mendapat perlawanan seorang pemuda dengan tangan kosong.
Mengutip Dailymail, pemuda bernama Brandon Tsay berusia 26 tahun tak sengaja berada di lokasi kejadian penembakan yang dilakukan Huu Can Tran yang saat itu terbakar amarah dan membunuh 11 orang di Lai Lai Ballroom, California, Amerika Serikat.
Saat itu, Brandon berhasil melawan dan merebut senjata semi otomatis ilegal milik pelaku. Namun sang pelaku akhirnya melarikan diri dan menembak dirinya sendiri.
Baca Juga: Kasus Penembakan Alec Baldwin Berakhir Damai, Syuting Film 'Rust' Dilanjutkan 2023
Kronologi kejadian
EXCLUSIVE: "I realized I needed to get the weapon away from him, disarm him, or else everyone else would have died."
Brandon Tsay, who helped disarm the gunman who allegedly shot 20 people, 10 fatally, during Lunar New Year celebration in CA, speaks out. https://t.co/O3eNuELr9O pic.twitter.com/OXTCXgml1u— Good Morning America (@GMA) January 23, 2023
Menurut pengakuannya kepada Good Morning America, saat hari kejadian Brandon Tsay sedang membantu bisnis keluarganya ketika lusinan orang datang ke ballroom untuk pesta Tahun Baru Imlek.
Namun beberapa saat kemudian, datanglah Tran sang pelaku membawa senjata lalu membunuh 11 orang di Star Dance Studio di Monterey Park, studio pertama yang berbeda dengan lokasi dari studio milik Brandon Tsay
Sumber polisi mengatakan dia sepertinya marah dan 'mencari istrinya', yang diduga menjadi motif aneh pelaku. Masih belum jelas apakah sang istri termasuk di antara para korban.
Brandon melawan Tran yang sedang mencari korban lain di studio lainnya.
Saat Tran mencoba mencari korban di studio kedua Lai lai Balroom, ia bertemu Brandon Tsay.
"Saya berada di lobi dan hari sudah larut malam. Sebagian besar pelanggan kami sudah pergi, saya melihat ke ruang dansa. Saat itulah saya mendengar suara pintu depan berderit, langsung disusul dengan suara benda logam bergesekan."
"Saya berbalik dan melihat ada seorang pria Asia memegang pistol. Pikiran pertama saya adalah, saya akan mati di sini. Ini dia.'
Merasa tahu sosoknya berbahaya, Brandon merebut pistol dari tangan Huu Can Tran setelah dia muncul di Lai Lai Ballroom yang saat itu memakai topi dan berpakaian serba hitam.
Saat itu, Brandon Tsay juga merasa tajut dan khawatir akan mati ditembak pelaku saat memasuki ruang dansa dengan senjatanya.
'Sesuatu menimpaku ... kupikir aku harus mengambil senjata ini darinya atau kita semua akan mati,' kata Brandon Tsay.