Komunitas UMKM dari Pelangi Nusantara (Pelanusa) menyambut baik acara program pelatihan UMKM yang diadakan oleh PLN Peduli bersama Benihbaik.com dan juga INDOZONE, dimana para disabilitas dapat menerima pelatihan.
Pelatihan yang didampingi oleh Pelanusa yakni berupa program pelatihan olah kerajinan yang diikutsertai oleh komunitas disabilitas. Hasil kerajinan unik khas Indonesia yang mereka olah kemudian diperjualbelikan secara umum. Biasanya, para wisatawan menjadi target dari penjualan tersebut.
Bagi Pelanusa, wisatawan kerap mencari suatu hal unik yang menjadi ciri khas dari suatu daerah yang dikunjungi mereka. Oleh karena itu, Pelanusa menekankan juga mengajak pihak-pihak tertentu yang dapat diajak bekerja sama dalam menjual produknya.
Founder Pelanusa, Endahing Noor Suryanti atau yang akrab dipanggil Bu Yanti, mengungkapkan hal tersebut kepada INDOZONE.
"Wisatawan selalu mencari suatu hal yang berbau ciri khas ikonik dari suatu daerah yang dikunjungi, nah cari pihak yang bisa diajak kerjasama, bisa juga nitip jual kesitu secara konsiniyasi. Kita pun juga mempunyai kekuatan storytelling dalam menarik pembeli, seperti storytelling menjelaskan kenapa wisatawan harus membeli produk kita," jelas Yanti saat diwawancara oleh INDOZONE secara daring.
Ada pula paket DIY (do-it-yourself) dari Pelanusa yang juga laris dijual, tidak hanya dijual dalam bentuk barang jadi, melainkan juga ada barang setengah jadi yang siap dikerjakan, seperti sulam, dompet, topi, batik dan lainnya.
Selain itu, Pelanusa juga membidik anak-anak muda khususnya milenial untuk dapat menciptakan kreativitas dari menggambar desain pada kain.
"Pelanusa juga melakukan sebuah kolaborasi dengan anak-anak muda yang juga pandai komputer. Bisa ditambahi keterampilan komputer yang menggambar desain dengan sebuah cerita yang dituangkan dalam bentuk kain. Ini strategi pasar untuk membidik pasarnya milenial, jadi kainnya bikin sendiri, itu jadi peluang yang lagi tren sekarang," pungkas Yanti.
Tak hanya itu, Pelanusa juga sukses membuat kerajinan yang dijual di Mandalika saat ada pertandingan. Bagi Yanti, hal tersebut bisa menjadi ide kreatif kedepannya bagi teman-teman pengrajin.
"Kita sampai bikin pattern Mandalika yang habis terjual tidak tersisa karena kita memang menjaring para penonton, itu kan bisa menjadi ide kreatif oleh teman-teman," tutupnya.
