Sebagai seorang driver ojek online alias ojol, sudah menjadi kewajiban untuk selalu melayani customer yang memesan jasanya. Mulai dari rderan antar atau jemput dengan kendaraan bermotor hingga orderan makanan.
Bahkan, para driver ojol tangguh ini tak mempedulikan panas dan hujan demi memberikan pelayanan terbaik untuk customernya, salah satunya dalam hal pengantaran makanan.
Ketika ada seorang customer yang memesan jasanya untuk membeli dan mengantarkan makanan, maka para driver akan berusaha semaksimal mungkin agar makanan itu bisa sampai ke tangan customernya.
Sama halnya seperti kisah inspiratif driver ojol satu ini. Driver ojol dari Kota Yogyakarta bernama Eko Wahyudiyanto ini membagikan kisahnya saat mengantarkan pesanan makanan untuk customernya, di laman Facebook pribadinya.
Dalam unggahan itu, Eko menceritakan bahwa ia mendapatkan orderan makanan berupa bakpia unyil sebanyak empat kotak.
Customer tersebut meminta Eko untuk mengantarkan bakpia itu ke Bandar Udara Internasional Adisutjipto, Yogyakarta dengan metode pembayaran lewat Go Pay.
Saat customer itu berhasil membuat orderan, Eko segera membelikan bakpia unyil yang diminta customer karena sedang ngidam.
Namun, setelah dibelikan, customer tersebut mengabari Eko bahwa ia sudah boarding dan akan take off.
Karena merasa waktunya sudah sangat mepet untuk menunggu kedatangan Eko membawa pesanannya, customer tersebut kemudian mengabari Eko bahwa bakpia itu diberikan kepada Eko.
Customer tersebut juga mengaku bahwa ia salah karena mengorder makanan di waktu yang sudah sangat mepet.
Namun, karena customer tersebut sempat mengatakan bahwa ia sedang ngidam, timbullah rasa empati Eko.
Eko lalu mendatangi sebuah perusahaan jasa pengiriman, untuk mengirimkan bakpia itu ke customernya.
Eko juga meminta alamat customer tersebut, agar empat kotak bakpia pesanannya bisa dinikmati sebagai obat ngidam. Eko mengaku aksinya itu bukanlah dilihat dari untung ruginya, melainkan perasaan simpati sebagai sesama makhluk sosial.
"Bukan masalah untung rugi dalam bekerja tapi terkadang kita tidak bisa menaifkan perasaan kita sebagai makhluk sosial," tulis Eko di laman Facebook-nya.