Larung Sesaji Kepala Kerbau, sebagai Ungkapan Nelayan Agar Tangkapan Ikan Melimpah

- Senin, 1 Mei 2023 | 09:48 WIB
Tradisi larung sesaji kepala kerbau (Z Creator/Dedy Setyawan)
Tradisi larung sesaji kepala kerbau (Z Creator/Dedy Setyawan)

Prosesi larung kepala kerbau merupakan tradisi nenek moyang yang masih dilestarikan sampai saat ini. Pesta lomban dibuka dengan suguhan rebana dan tari Sernemi, tarian tradisional khas nelayan.

Acara digelar di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Ujungbatu pada Sabtu (29/04/2023) kemarin. Usai tari-tarian, acara dilanjutkan dengan proses larungan kepala kerbau ke laut.

Kepala kerbau yang akan dilarung tertata rapi dengan 'ubo rampe' alias sesaji yang jumlahnya sekitar 25 jenis. Penataan dilakukan oleh H. Suwarno. Kemudian perlengkapan adat dalam wadah berbentuk miniatur kapal dibuat oleh Agus Mardiko. 

Ini sebagai simbol syukur dan doa. Berbagai ritual pun terangkai saat itu, di antaranya lantunan ayat suci Alquran sampai panjatan doa dari pemuka agama setempat.

Baca juga: Nyadar, Tradisi Petani Garam di Sumenep yang Dilakukan 3 Kali Setahun

-
Tradisi larung sesaji kepala kerbau (Z Creator/Dedy Setyawan)

Setelah seremoni rampung, miniatur kapal diarak dengan iringan penari sernemi menuju kapal utama pengangkut larungan. Lalu, bertolak bersama-sama dari dermaga TPI Ujung Batu menuju laut sebelah selatan Pulau Panjang Jepara.

Saat proses pelarungan, ratusan perahu nelayan seketika merapat ke sekitar area pelarungan. Para nelayan berlomba mendapatkan aneka perlengkapan sesaji dalam miniatur kapal. Sementara sebagian orang menimba air dari sekitar lokasi untuk membasuh perahu hingga peranti melaut.

-
Tradisi larung sesaji kepala kerbau (Z Creator/Dedy Setyawan)

Menurut Eko Wilman, nelayan sekaligus sekretaris HSNI Jepara saat ditemui Z Creators mengungkap, kegiatan ini dilakukan secara rutin setiap tahun. Dimana hal ini ditujukan untuk makhluk laut yang perlu didoakan.

"Dalam waktu satu tahun, kita para nelayan memberi makan dalam satu hari sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Kuasa, dengan harapan nelayan mengambil nafkah hasil laut. Harapannya sebagai bentuk rasa syukur atas hasil tangkapan dalam lebih satu tahun, kedepan agar hasil tangkapan lebih melimpah," ujar Eko Wilman kepada  Z Creator.

Baca juga: Ribuan Warga Suku Baduy Turun Gunung Ikuti Tradisi Seba Baduy 2023

Titik pelarungan, 1,5 mil barat daya Pulau Panjang. Sedekah laut itu menjadi prosesi ruwatan atau penolak bala. Sebuah tradisi yang bermakna permohonan agar dapat mendatangkan hasil laut melimpah serta keselamatan ketika melaut.

-
Tradisi larung sesaji kepala kerbau (Z Creator/Dedy Setyawan)

Pejabat Bupati Edy Supriyanta menjelaskan sejarah tradisi larungan. Konon ritual ini bermula dari kisah penyelamatan dua pejabat kadipaten Jepara yang berlayar ke Karimunjawa pada tahun 1855. 

"Perahu mereka terombang-ambing karena badai," ujar Bupati Edy Supriyanta.

-
Tradisi larung sesaji kepala kerbau (Z Creator/Dedy Setyawan)

Beruntung, lanjut Edy, Ki Ronggo Mulyo dan Cik Lanang mengetahui peristiwa tersebut dan keduanya segera memberikan pertolongan. Dari peristiwa itu kemudian diselenggarakan syukuran dengan melarung sesaji ke laut. 

Halaman:

Editor: Z Creators

Tags

Terkini

Makna dan Kegunaan 7 Sakramen dalam Gereja Katolik

Selasa, 26 Maret 2024 | 08:15 WIB

4 Peran Kerjasama Pendidikan oleh Negara ASEAN

Kamis, 21 Maret 2024 | 18:15 WIB
X