Di Indonesia, orang tua yang memilih pisah kamar dengan bayinya masih menuai pro dan kontra. Alasannya, bayi dianggap terlalu rentan jika dibiarkan tidur sendiri di dalam kamar yang berbeda. Namun, ternyata di luar negeri sudah banyak orang tua yang telah menerapkan metode ini sejak lama pada bayi mereka..
Jika masih berusia di bawah enam bulan, bayi dianjurkan tidur di kamar orang tua agar tetap berada dalam pengawasan. Akan tetapi, sebaiknya bayi diletakkan pada tempat tidur yang berbeda dengan kedua orang tuanya karena getaran atau gerakan yang ditimbulkan oleh orang tua dapat mengganggu kualitas tidur sang bayi.
Bayi sudah bisa pisah kamar dengan orang tua saat usianya diatas enam bulan. Pada usia tersebut, bayi dianggap tidak perlu lagi menyusu pada ibunya sepanjang malam. Orang tua bisa menerapkan kebiasaan rutin ini pada bayi hingga secara tidak langsung bayi akan memiliki jam biologisnya sendiri.
Perkembangan jam biologis dimulai sejak bayi berusia enam minggu. Kemudian, pada usia diatas tiga bulan, bayi sudah bisa menentukan siang dan malam berdasarkan ritme biologisnya. Sehingga orang tua harus konsisten saat memberi asupan gizi dan menidurkan bayi agar siklus tidurnya lebih teratur.
Pada awalnya, orang tua mungkin akan merasa tidak tega atau khawatir secara berlebihan. Padahal menerapkan pisah kamar dengan bayi diatas enam bulan dapat memberikan banyak manfaat untuk orang tua dan bayi itu sendiri.
Saat bayi tidur sendiri, ia akan memiliki jam tidur lebih lama dibandingkan saat bersama orang tuanya. Para orang tua pun akan terhindar dari kelelahan akibat kurang waktu tidur. Jika orang tua kurang waktu tidur, mereka bisa merasa stres hingga kehilangan rasa kasih sayang di dalam keluarga.
Selain itu, membiasakan anak tidur sendiri sejak masih bayi bisa membuat para orang tua tidak perlu kerepotan melatih anak mereka agar mau tidur sendiri nantinya. Jadi, apakah kamu setuju tidur di kamar terpisah dengan bayimu?
