Perjuangan pemuda kelahiran 1990 bernama Paduppai patut diacungi jempol. Kisah masa lalunya ditinggal orangtua ketika berusia 16 tahun dan dalam keadaan ekonomi yang memprihatinkan, membuatnya harus putus sekolah hanya sampai tingkat SMP.
Setelah putus sekolah 2007 silam, anak ke-7 dari 8 bersaudara ini memulai usaha sendiri membuka konter handphone, dengan bermodalkan uang pinjaman dari saudaranya. Setelah itu bermacam usaha dicobanya. Mulai dari membuka distro, warnet, belajar coding serta programming dan membuat blog.
Peruntungan lain didapatnya ketika aktif mengisi konten blognya. Dari blog yang ditekuninya selama dua tahun, Upphay, biasa ia disapa mendapat penghasilan dari adsense dan iklan. Sedikit demi sedkit Upphay bisa membeli sebidang tanah dan membangun rumah panggung untuk orangtua serta saudara-saudaranya.
"Penghasilan pertama dari internet itu Rp3 ribu per hari, membuat saya bersemangat dan menekuni menjadi blogger," ungkapnya.
Bersyukur Upphay mewarisi ilmu fotografi yang didapat dari almarhum bapaknya yang semasa hidupnya menjadi tukang foto alias fotografer di Sidrap, Sulawesi Selatan. Upphay akhirnya membuat website MOTOAJA yang merangkul komunitas fotografi dengan menggelar berbagai event.
Singkat cerita, perjuangan 12 tahun yang penuh lika-liku untuk bertahan hidup, Upphay akhirnya bisa menghasilkan uang dari blog dan YouTube. Kemudian Upphay mencoba peruntungan lainnya dengan mendirikan pabrik es kristal 2019 lalu di Sidrap, Sulawesi Selatan.
Berbekal dana kredit dari bank dan menjual berbagai aset miliknya, Upphay akhirnya memulai usaha dari nol dengan bermacam kendala yang harus dihadapinya.
"Saya berani mengambil resiko dengan menjual semua aset, karena melihat potensi ke depannya. Dimana perkembangan es kristal ini dibutuhkan oleh restoran dan kafe. Ditambah menjamurnya minuman kekinian yang membutuhkan es kristal," ujarnya saat dihubungi oleh Tim IDZ Creators, Vivi Sanusi via sambungan telepon.
Upphay membuka usaha pabrik es kristal dengan tetap mengutamakan kebersihan air. Pemakaian es balok yang tidak hiegenis dan menggunakan air yang tidak melalui proses filterisasi menjadi salah satu alasan Upphay ingin mengubah standar produk yang layak dikonsumsi. Hiegenis namun ptaktis dan dengan harga yang terjangkau.
Usaha pendirian pabrik yang menguras dana akhirnya membuahkan hasil. Tahun 2020 lalu usaha es kristalnya yang bernama UICE ini mulai merambah ke kabupaten lainnya. UICE mengalami peningkatan permintaan, hingga pegawai kewalahan.
Enggak berhenti sampai di situ, demi melebarkan sayap usahanya, Upphay membuka keagenan yang menjadi tambahan pendapatan bagi para mitranya.
Namun impian Upphay enggak berhenti sampai di sini, ia pun enggak lantas berpuas diri meski sudah mengantongi omzet ratusan juta Rupiah per bulan.
“Ke depan agar bisa mengepakkan sayap lebih lebar lagi dan bisa memperluas lapangan kerja bagi warga sekitar.” Tutup Upphay.
Bikin cerita serumu dan dapatkan berbagai reward menarik! Let’s join IDZ Creators dengan klik di sini.