Kisah Inspiratif Kuli Bangunan Bisa Berangkat Haji dengan Menjual Tanah

- Minggu, 17 Juli 2022 | 17:00 WIB
Mohammad Djaelani, kuli bangunan yang berangkat haji tahun ini. (Dok. Kemenag)
Mohammad Djaelani, kuli bangunan yang berangkat haji tahun ini. (Dok. Kemenag)

Adalah Mohammad Djaelani (62), salah satu jamaah haji asal Surabaya yang berangkat ibadah haji tahun ini. Djaelani bukan orang berada, ia adalah seorang kuli bangunan yang penghasilannya tak menentu.

Djaelani tak pernah menyangka bisa berangkat haji dengan uang tabungan hasil kerja kerasnya selama bertahun. Dia gigih bekerja demi menunaikan rukun Islam kelima.

"Saya ini orang miskin. Tidak ada bayangan saat itu untuk bisa naik haji. Wong buat makan aja saya mesti susah payah jadi kuli bangunan," tutur Djaelani, dikutip dari laman Kemenag.

Sudah bekerja sebagai kuli bangunan sejak tahun 1980, Djaelani selalu menyisihkan penghasilannya untuk ditabung. Di tahun 2007, ia berhasil mengumpulkan uang sebesar Rp5 juta. Uang itu kemudian dibelikan sapi.

Baca juga: Kisah Tukang Becak yang Bisa Naik Haji usai 30 Tahun Menabung, Kesabarannya Berbuah Manis!

Dua tahun kemudian, Djaelani pun menjual sapinya seharga Rp8 juta. Lalu, uang hasil menjual sapi tersebut dibelikan tanah seharga Rp10 juta. Ia mencari pinjaman untuk menutupi kekurangannya.

Karena sangat ingin berangkat haji, Djaelani pun mulai bernazar bila ada yang membeli tanahnya, uang tersebut akan dipakai untuk mendaftar haji. Keinginan itu rupanya dikabulkan oleh Yang Maha Kuasa.

Mendadak tanahnya laku terjual seharga Rp25 juta, jauh dari harga Djaelani membeli tanah tersebut. Sesuai nazarnya, ia pun akhirnya memanfaatkan uang tersebut untuk daftar haji.

"Tanah saya, yang harganya 10 juta, tidak pake ditawar langsung dibeli seharga 25 juta. Alhamdulillah, uangnya pas buat daftar haji," kata Djaelani terharu.

Setelah itu, keberuntungan terus berpihak padanya. Seorang nadzir desa menawarinya menjadi pemngurus jenazah. Tugas itu ia lakoni dengan tetap menjadi kuli bangunan. Jadi, ia memiliki 2 sumber pendapatan.

Untuk menutupi biaya hajinya, ia kembali menabung membeli sapi dan menjualnya kembali dengan harga berbeda seperti yang dilakukannya pada tabungan pertamanya.

Kini, sapi Djaelani sudah habis untuk segala keperluannya. Meski demikian, ia tetap merasa bahagia dan lega karena telah menunaikan ibadah haji.

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Administrator

Tags

Terkini

Makna dan Kegunaan 7 Sakramen dalam Gereja Katolik

Selasa, 26 Maret 2024 | 08:15 WIB

4 Peran Kerjasama Pendidikan oleh Negara ASEAN

Kamis, 21 Maret 2024 | 18:15 WIB
X