Menjadi pengusaha di usia mapan mungkin sudah biasa! Tapi menjadi pengusaha di usia muda apalagi di negeri orang, patut diancungi jempol. Fadhil, adalah contoh pemuda sukses yang membuka 2 restoran Indonesia sekaligus di Istanbul, Turki.
Kisah Fadhil ini menarik, karena dulunya ia dikenal sebagai remaja yang nakal di Bandung, Jawa Barat. Menghabiskan masa kecil hingga remaja di Kota Kembang, Fadhil dikenal oleh keluarganya sebagai pribadi yang cerdas namun badungnya minta ampun.
Fadhil menghabiskan masa SMP di 3 sekolah berbeda karena selalu berulah. Kenakalan Fadhil bikin orang tuanya pusing, hingga akhirnya di kelas tiga SMP masuk sekolah inklusi.
Di sekolah tersebut, kenakalan Fadhil sedikit berkurang tapi tetap saja berulah! Bahkan ia pernah membobol tembok sekolah dengan mercon. Jadilah ia dikenal dengan sebutan Fadhil Mercon.
Nama Fadil Mecon akhirnya melekat yang kemudian dijadikan sebagai nama keren saat menjadi penyiar di Radio Ardan selama tiga tahun. Menghabiskan masa SMA di sekolah Turki di Bandung, nakalnya Fadhil masih saja belum hilang.
Gurunya yang kebetulan orang Turki pun pernah ia ajak duel. Meski badung, ia sangat berprestasi hingga mendapatkan beasiswa kuliah di Turki. Perkuliahan di Turki berjalan lancar hingga jelang wisuda. Sayangnya, karena satu dan lain hal kampusnya ditutup.
Mau enggak mau Fadhil harus meneruskan kuliah dengan biaya non-beasiswa. Ia kemudian melanjutkan kuliah dengan berganti jurusan dan menambah dua tahun lagi masa kuliah. Saat itu, Fadhil mulai berpikir untuk mandiri dan mencari uang tambahan sendiri.
Selepas menyelesaikan kuliahnya jurusan Bisnis Internasional pada 2018, ia langsung membuka restoran yang diberi nama Koali Lounge & Dine. Bisnis Fadhil semuanya dirintis sendiri mulai dari nol. Kuliner Indonesia dipilih sebagai bisnis utama, karena ia ingin mempromosikan makanan Indonesia ke dunia luar.
Penamaan ‘Koali’ sendiri diambil dari nama kuali atau penggorengan. Sebuah alat masak yang biasa ditemukan dengan mudah di Indonesia. Konsep restorannya mengangkat makanan pinggir jalan atau street food ke kelas restoran.
Sebut saja diantaranya bakso, soto, nasi goreng, mie goreng, mie ayam, ayam geprek, nasi kuning, ayam bakar, ikan bakar, pisang goreng, sop buah, dan masih banyak lagi. Meski makanan yang jual merupakan makanan pinggir jalan, tapi restoran ini berkonsep lounge & dine menyasar kalangan menengah ke atas.
Menariknya, restoran Fadhil juga menjual batagor, bakwan sayur, karedok, hingga seblak. Pemilihan jajanan Bandung tersebut enggak lain karena Fadhil tumbuh dan menghabiskan masa remajanya di kota tersebut.
Soal rasa, Fadhil memang menyesuaikan dengan lidah orang Turki. Terbukti restoran Koali Lounge & Dine mampu bertahan meski digempur dengan pandemi Covid-19. Hal itu dibuktikan sejak pertama didirikan pada 2018, selang tiga tahun kemudian membuka cabang kedua.
Keuntungan restoran Fadhil adalah lokasinya yang berada di area wisata dekat Galata Tower dan Istanbul Old City. Sangat strategis sebagai destinasi wisata andalan Turki. Enggak heran pelanggannya kebanyakan wisatawan dari berbagai negara termasuk artis ibu kota, seperti keluarga Gen Halilintar.
Lokasi Koali Lounge & Dine dekat kantor konsulat berbagai negara, seperti kantor konsulat Inggris, Prancis, Belanda dan sebagainya. Para diplomat juga sering makan di Koali, termasuk para diplomat Tanah Air.
