Sosok bos BUMD Syaefunnur Maszah belakangan ini tengah menjadi sorotan karena aksinya pamer kekayaan. Dalam video yang beredar, Syaefunnur tampak memegang sendok dan garpu.
Kemudian dengan alat makan tersebut, Syaefunnur mulai memindahkan beberapa gepok uang ke sebuah piring. Ia tampak seolah menikmati uang tersebut dengan menikmati makanan.
Aksi Syaefunnur pamer uang bergepok-gepok itu pun mencuri perhatian netizen. Syaefunnur dihujani kritikan dari netizen karena video pamer uang tersebut.
Baca juga: Bos BUMD Tangerang Syaefunnur Maszah Pamer Uang Ditaruh di Piring, Apakah Gangguan Mental?
"Orang kaya sesungguhnya gak pernah pamer," kata @amanastoree seperti yang dikutip Indozone dari akun Instagram @memomedsos.
"Mencederai Rakyat yang kelaparan disaat corona semoga sopan cukup minta maaf," kata @andriwiejaya.
"Rafi ahmad aja ga gini-gini amat," kata @agungpratama_1808.
Terkait aksi pamer kekayaan yang dilakukan oleh Syaefunnur, apa yang dilakukan oleh bos BUMD ini bisa saja termasuk fenomena flexing. Konten pamer kemewahan saat ini cukup banyak dijumpai di media sosial.
Flexing adalah istilah yang disematkan kepada orang yang suka memamerkan sesuatu termasuk ke kekayaan serta kemewahan di media sosial untuk menarik perhatian publik.
Pelakunya tidak hanya crazy rich saja, tapi juga bisa para pejabat atau orang-orang penting lainnya.
Terkait flexing, menurut Founder Yayasan Rumah Perubahan Prof Rhenaldi Kasali, semakin kaya seseorang, maka semakin ia tidak ingin memamerkan kekayaannya. Ia justru malu membicarakan kekayaannya.
"Salah satu pepatah yang saya ingat adalah poverty screams, but wealth whispers. Jadi, benar sekali bahwa orang-orang yang benar-benar kaya itu tidak berisik dan agak malu membicarakan kekayaannya," ujar Prof Rhenald di akun YouTube miliknya.
Dia menambahkan, orang yang benar-benar kaya akan menjaga privasinya dan tidak pernah mempermasalahkan uang atau sekadar melihat label harga ketika membeli sesuatu.
