New Normal, masa transisi di tengah virus corona atau dengan kata lain hidup berdampingan dengan Covid-19. Ada banyak pertimbangan yang dilakukan menghadapi era tersebut, termasuk menjaga kebersihan.
Hal itu sesuai dengan penjelasan pakar epidemiologi dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga (Unair) Dr. Muhammad Atoillah Isfandiari dr., M.Kes. Dia mendefinisikan New Normal sebagai pola hidup baru.
“Tahapannya biasanya begini. Awalnya kan terpaksa, kemudian jadi biasa, baru setelah itu jadi budaya dan jadi bagian dari karakter kita,” kata Atoillah saat dihubungi Indozone via Humas Unair, Sabtu (30/5/2020).
Menurutnya, era new normal sebenarnya sudah banyak dijalankan masyarakat di tengah pandemi virus corona. Salah satunya, dengan menggunakan bantuan daring. Misalnya, bila bekerja dilakukan di kantor, kini work from home dengan sambungan internet.
"Selama pandemi Covid-19 berlangsung, banyak kegiatan di luar rumah, seperti bekerja, sekolah, belanja, konsultasi dokter, dan diskusi dilakukan secara online dari rumah. Kebiasaan ini menjadi tolak ukur diterapkannya New Normal di Indonesia," paparnya.
Dia berpendapat, New Normal memiliki dua dimensi, yaitu personal dan kelompok. Dimensi personal lebih kepada kesadaran diri, seperti bersalaman saat bertemu.
Sedangkan dimensi kelompok atau komunitas berupa aturan yang dibuat oleh pemerintah kepada masyarakat agar patuh dan memiliki landasan hukum.
“Kalau dimensi personal tak mungkin diberi aturan, lebih kepada kesadaran setiap orang. Tapi kalau komunitas, harusnya memang bisa dibuat aturan untuk dipatuhi,” ungkapnya.