Kain Songket Melayu Terancam Punah, Wanita dari Langkat Ini Jadi Harapan Terakhir!

- Rabu, 19 Oktober 2022 | 20:18 WIB
Kain Songket Melayu yang terancam punah. (Z Creators/Muhammad Hijrah)
Kain Songket Melayu yang terancam punah. (Z Creators/Muhammad Hijrah)

Kelestarian budaya Indonesia memang beragam dan variatif jenisnya dari berbagai daerah. Namun, beberapa dari mereka butuh perhatian khusus. Salah satunya adalah Kain Songket Melayu yang terancam punah.

-
Kain songket Melayu yang sedang digarap pengrajin. (Z Creators/Muhammad Hijrah)

Menyadari hal tersebut, Nafisah (85) tahun, warga Desa Pekubuan, Kecamatan Tanjungpura, Kabupaten Langkat, Provinsi Sumatera Utara, melakoni usaha kain tenun songket Melayu bersama keluarganya.

-
Nafisah mengelola bisnis kain songket Melayu bersama keluarganya. (Z Creators/Muhammad Hijrah)

Nafisah bersama sejumlah pengrajin kain songket lainya, mengelola usaha tenun ini di rumahnya. Biasanya, Nafisah menenun songket sesuai dengan pesanan. Selain kain songket, Nafisah juga memproduksi bakal baju, kain sarung, dan juga selendang. Motif ciri khas Melayu yang menghiasi kain songket juga cukup bervariasi, seperti pucuk rebung, lebah bergantung, pulut manis, bebek berendam, dan mahkota Kesultanan Langkat.

Pembuatan satu kain songket dengan ukuran 2 meter membutuhkan waktu 7 hingga 10 hari. Satu kain songketnya di jual dengan harga 750 ribu rupiah. Nafisah memasarkan kain songket miliknya ke luar Langkat seperti Medan, Pekan Baru, Aceh, Malaysia, Bahkan Brunei Darussalam.

Menurut Susanti, salah seorang pengrajin kain tenun menyebutkan bahwa dirinya sudah 10 tahun menjadi penenun songket Melayu, dan tingkat kesulitan ada pada pembuatan motifnya.

"Motif yang biasa dibuat itu kuntum melati, dan lebah bergantung. Yang paling sering dipesan motif lebah bergantung,” ucap Susanti.

Nafisah menyebutkan, ide membuka usaha kain songket awalnya karena ikut pelatihan dari Pemkab Langkat, dan dari situlah bakat itu terus terasah. Tidak terasa, saat ini, usaha rumahan songket Nafisah sudah ia lakoni bertahan selama tiga puluh lima tahun.

-
Kain songket Melayu yang sudah jadi kebaya. (Z Creators/Muhammad Hijrah)

Nafisah juga menjelaskan bahwa sekarang sulit menemukan orang yang berminat menjadi penenun kain songket Melayu. Dirinya berharap agar keberadaan penenun songket dapat bertambah dan bertahan kedepannya agar kain songket Melayu tetap dapat dilestarikan sebagai warisan budaya anak bangsa.

Artikel menarik lainnya:

Halaman:

Editor: Nandina Agisni

Tags

Terkini

Ada dari Sumatra, Ini 3 Smart City di Indonesia

Minggu, 28 April 2024 | 11:35 WIB

Kemnaker Luncurkan Program K3 Nasional 2024-2029

Kamis, 25 April 2024 | 21:56 WIB
X