Kelestarian budaya Indonesia memang beragam dan variatif jenisnya dari berbagai daerah. Namun, beberapa dari mereka butuh perhatian khusus. Salah satunya adalah Kain Songket Melayu yang terancam punah.
Menyadari hal tersebut, Nafisah (85) tahun, warga Desa Pekubuan, Kecamatan Tanjungpura, Kabupaten Langkat, Provinsi Sumatera Utara, melakoni usaha kain tenun songket Melayu bersama keluarganya.
Nafisah bersama sejumlah pengrajin kain songket lainya, mengelola usaha tenun ini di rumahnya. Biasanya, Nafisah menenun songket sesuai dengan pesanan. Selain kain songket, Nafisah juga memproduksi bakal baju, kain sarung, dan juga selendang. Motif ciri khas Melayu yang menghiasi kain songket juga cukup bervariasi, seperti pucuk rebung, lebah bergantung, pulut manis, bebek berendam, dan mahkota Kesultanan Langkat.
Pembuatan satu kain songket dengan ukuran 2 meter membutuhkan waktu 7 hingga 10 hari. Satu kain songketnya di jual dengan harga 750 ribu rupiah. Nafisah memasarkan kain songket miliknya ke luar Langkat seperti Medan, Pekan Baru, Aceh, Malaysia, Bahkan Brunei Darussalam.
Menurut Susanti, salah seorang pengrajin kain tenun menyebutkan bahwa dirinya sudah 10 tahun menjadi penenun songket Melayu, dan tingkat kesulitan ada pada pembuatan motifnya.
"Motif yang biasa dibuat itu kuntum melati, dan lebah bergantung. Yang paling sering dipesan motif lebah bergantung,” ucap Susanti.
Nafisah menyebutkan, ide membuka usaha kain songket awalnya karena ikut pelatihan dari Pemkab Langkat, dan dari situlah bakat itu terus terasah. Tidak terasa, saat ini, usaha rumahan songket Nafisah sudah ia lakoni bertahan selama tiga puluh lima tahun.
Nafisah juga menjelaskan bahwa sekarang sulit menemukan orang yang berminat menjadi penenun kain songket Melayu. Dirinya berharap agar keberadaan penenun songket dapat bertambah dan bertahan kedepannya agar kain songket Melayu tetap dapat dilestarikan sebagai warisan budaya anak bangsa.
Artikel menarik lainnya:
-
Wisata Kebun Anggur Tertua di Prancis, Keindahannya Hangatkan Jiwa
-
Kota Pekanbaru Punya Dua Titik Nol, Menjadi Polemik Sampai Saat Ini: Aslinya di Sini!
-
Urban Forest: Tempat Nongkrong Baru Anak Jaksel, Bisa Santap Pizza di Tengah Hutan Kota
-
Keren! Terompet Reog Buatan Mahasiswa Ponorogo Sukses Merajai Pasar Internasional
-
Uniknya! Panen Raya Labu di Turki, Ada yang Berbentuk Biola dan Seukuran Kepalan Tangan