Menengok Kirab Malam Selikuran Keraton Surakarta, Tradisi Sakral Sambut Lailatul Qadar

- Rabu, 12 April 2023 | 14:25 WIB
 Kirab Malam Selikuran Keraton Kasunanan Surakarta. (Z Creator/Ari Welianto)
Kirab Malam Selikuran Keraton Kasunanan Surakarta. (Z Creator/Ari Welianto)

Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat menggelar hajat dalem malam selikuran, Selasa (11/4/2023) malam. Ada ribuan abdi dalem, sentono dalem hingga kerabat keraton yang ikut dalam tradisi kirab malam selikuran ini. 

Dalam kirab yang dimulai dari Sitinggil keraton menuju Taman Sriwedari, mereka membawa oncor atau obor dan lampu ting sebagai lambang seribu bulan maupun jodangan.

Ada juga yang membawa tumpeng sewu dengan menggunakan 40 kotak yang berisi ingkung dan nasi gurih. Masing-masingnya berisi 25 tumpeng kecil.

Sepanjang kirab, para abdi dalem juga membawakan tetembangan khas Malam Selikuran Ting-ting hik, Jadah jenang wajik, Aja lali tinge kobong, Aja kobong-kobong tinge, dan Kobonga cuplakane.

Pengageng Parentah Keraton Kasunanan Surakarta, KGPH Adipati Dipokusumo mengatakan acara malam selikuran ini sudah ada sejak Sultan Agung. Ini untuk menyambut malam Lailatul Qadar. 

"Dalam kalender Jawa, malam selikuran sudah sejak kanjeng Sinuhun Sultan Agung. Di mana setiap malam 21 puasa keraton sejak zaman dahulu hingga sekarang menyelenggarakan acara hajat dalem," terangnya kepada tim Z Creators, Selasa (12/4/2023) malam.

Untuk rute kirab, lanjut dia, mulai dari Sitinggil keraton kemudian melewati Alun-alun Utara dan Jalan Slamet Riyadi untuk menuju Taman Sriwedari.

Baca juga: Tanda Malam Lailatul Qadar Menurut Sains Pernah Diungkap Ilmuwan NASA, Apa Aja Ya?

Makna Malam Seribu Bintang

-
Kirab Malam Selikuran Keraton Kasunanan Surakarta. (Z Creator/Ari Welianto)

Sitinggil dan Taman Sriwedari sendiri memiliki keterkaitan tersendiri dalam sejarah Keraton Kasunanan Surakarta. Maka kedua lokasi tersebut terpilih sebagai lokasi Malam Selikuran.

"Di Sitinggil ini berkaitan dengan sejarah, bahwa tanah sebagian dari Sitinggil itu dulu diambil dari Talang Wangi yang sekarang namanya Taman Sriwedari," sambungnya.

Usai peserta malam selikuran tiba di Taman Sriwedari, kemudian jodangan berisi tumpeng sewu didoakan bersama-sama dan dibagikan ke masyarakat.

"Kami membagikan tumpeng sewu ini dengan makna malam seribu bintang. Tumpeng sewu hajat dalem ini akan dibawa dari Sitinggil ke Taman Sriwedari," ujarnya.

Baca juga: Lailatul Qadar: Artinya, Keutamaannya, dan Tanda-Tandanya

Simbolis Peringatan Hari Besar Islam

-
Kirab Malam Selikuran Keraton Kasunanan Surakarta. (Z Creator/Ari Welianto)

Gusti Dipo menjelaskan pembagian tumpeng sewu sebagai simbolis memperingati malam seribu bulan

Halaman:

Editor: Z Creators

Tags

Terkini

20 Puisi Galau tentang Cinta yang Bikin Baper

Minggu, 12 Mei 2024 | 19:40 WIB
X