Jika kamu terjebak pada masalah atau merasa stres di tempat kerja, kamu bisa mengeluarkan pena dan kertas, dan mulai mencorat-coret.
Melansir dari fastcompany.com, penelitian menunjukkan bahwa bentuk, garis, dan angka acak yang tertulis dapat membantu daya ingat dan kognitif, meningkatkan kreativitas, dan bisa membantu kamu lebih santai.
"Ini alat yang sangat sederhana," kata Sunni Brown, penulis The Doodle Revolution, yang mendokumentasikan manfaat dari corat-coret dan bahasa visual, "tetapi ia memiliki banyak implikasi dan begitu banyak bidang di mana ia membuat perbedaan nyata bagi orang-orang."
Ketika kita mencorat-coret, menurut penelitian, kita sebenarnya memperhatikan dan mengingat lebih banyak informasi. Latihan ini justru dapat meningkatkan daya ingat pada orang dewasa sekaligus dapat membantu kesehatan mental, dan itu bisa membuat kita merasa lebih baik.
Penulis utama Girija Kaimal, asisten profesor di Sekolah Tinggi Keperawatan dan Profesi Kesehatan Universitas Drexel mengatakan, "Ketika kamu sedang menggambar, otak seperti memiliki cokelat, rasanya enak, dan hal itu aktif berkat coretan."
Kaimal juga mengatakan bahwa keuntungan mencoret-coret serupa dengan manfaat ketika kita menulis catatan daripada mengetiknya. Saat mencoret-coret, menggambar, atau menulis sesuatu secara fisik, kamu melibatkan banyak indera dan menggunakan banyak bagian otak untuk mensintesis informasi.
Proses itu, kata Brown, memungkinkan kamu untuk hadir pada saat itu dan membuka pikiran kamu terhadap kreativitas dan wawasan baru. Ini adalah taktik yang digunakan para ilmuwan, pengusaha, dan bahkan presiden AS untuk merangsang gagasan baru.
Grace Per Lee, seorang copywriter dan ahli strategi konten di Vermont, telah memahami manfaat dari mencoret-coret sejak kecil. Dia mulai mencoret-coret sejak kelas satu, ketika ibunya mendapatkan catatan dari guru-guru pengajarnya. Apa pun yang terjadi, ia masih melakukannya, menandai catatan rapat kerjanya dengan gambar, mungkin produk atau target audiens.
"Ini membantu saya untuk tidak hanya menerima apa yang dikatakan dan disajikan," kata Per Lee, "tetapi juga menghubungkannya dengan segala sesuatu yang saya tahu tanpa menjauhkan saya saat ini."
