Banyak Sampah di Tribun Sirkuit Mandalika, Mengapa Sulit Buang Sampah pada Tempatnya?

Banyak cerita di balik suksesnya gelaran MotoGP di Sirkuit Mandalika, Lombok, NTB. Selain soal pawang hujan yang mencuri perhatian publik, sampah menumpuk di tribun penonton usai pertandingan MotoGP juga ramai dibicarakan.

Hal ini tampak dari beberapa potret dan video yang memperlihatkan tumpukan sampah usai ajang bergengsi tersebut.

Bahkan seorang pengguna Twitter yang menyebut dirinya petugas kebersihan di sirkuit Mandalika secara gamblang menuliskan kekecewaannya.

"Capek banget jadi petugas kebersihan MotoGP Mandalika. Penontonya ninggalin barang aneh-aneh lagi," tulis @akun Muhammad_Getar.

Memang dalam cuitannya itu, si pengunggah memperlihatkan ada begitu banyak sampah mulai dari botol minum, tisu, kantong plastik hingga bungkus makanan yang berserakan.

Baca juga: Sosok Rara Istiati Wulandari, Pawang Hujan MotoGP Mandalika, Anak Indigo Penganut Kejawen

Lantas mengapa ada begitu banyak orang yang tak bisa meninggalkan kebiasaan buruk buang sampah sembarangan?

Mengutip dari Sdgsyouthhub, Sosiolog dari Universitas Sebelas Maret (UNS), Drajat Tri Kartono menyebut orang yang membuang sampah sembarangan di tempat umum kerap kali berpikir bahwa itu bukanlah tanggung jawabnya.

“Mereka berpikir itu tugas dan kewajiban dari petugas kebersihan ataupun pemerintah setempat. Mereka tidak menyadari bahwa menjaga kebersihan lingkungan adalah tanggung jawab bersama, tidak sekadar salah satu pihak saja,” katanya.

Dia juga menjelaskan alasan orang masih sering membuang sampah sembarangan karena tidak peduli pada perilaku sendiri, bersikap acuh tak acuh pada lingkungan, serta cenderung egois. Padahal perilaku terhadap lingkungan mempresentasikan citra diri seseorang.

Selain itu, melandir Yorkshire Post, Psikolog lingkungan, Lee Chambers mengungkap kebiasaan buang sampah pada tempatnya lebih kompleks daripada yang dipikirkan banyak orang. Kondisi yang ada di sekitar seseorang turut berperan dalam keputusannya untuk membuang sampah.

Sederhananya, jika suatu area terpelihara dengan baik, dan bebas dari sampah, maka orang cenderung tidak membuang sampah sembarangan. Sebaliknya, jika suatu tempat memiliki banyak sampah dan akses yang buruk ke tempat sampah, masyarakat cenderung membuang sampah sembarangan.
 
Selain lingkungan, Chambers juga percaya keyakinan atau nilai individu mungkin berperan dalam kemungkinan membuang sampah sembarangan.

"Pandangan Anda terhadap kondisi lingkungan memengaruhi pendekatan Anda saat membuang sampah. Seberapa yakinnya Anda pada suatu area agar asri atau seberapa pedulinya Anda pada suatu tempat akan berdampak terhadap kemungkinan orang-orang akan buang sampah sembarangan," pungkas Lee.