Mulai Anggrek Hitam Hingga Kantong Semar, 4 Tanaman Endemik Indonesia Terancam Punah

- Minggu, 13 Maret 2022 | 13:55 WIB
Sejumlah kantong semar (Nepenthes clipeata) tumbuh subur di hutan alam Semenanjung Kampar, Provinsi Riau, Minggu (20/12/2020). (ANTARA FOTO/FB ANGGORO)
Sejumlah kantong semar (Nepenthes clipeata) tumbuh subur di hutan alam Semenanjung Kampar, Provinsi Riau, Minggu (20/12/2020). (ANTARA FOTO/FB ANGGORO)

Mulai anggrek hitam, kantong semar, acung jangkung hingga pohon palahlar merupakan tanaman endemik asli Indonesia.

Indonesia terkenal akan keanekaragaman hayatinya. Hal ini terbukti dengan ragam jenis flora dan fauna yang tersebar dari Sabang sampai Merauke.

Memiliki luas hutan tropis hingga 143 juta hektar, Indonesia menjadi rumah bagi berbagai tanaman yang berkarakteristik unik dan hanya tumbuh di wilayah tertentu atau lebih dikenal sebagai tanaman endemik.

Populasi dari beberapa tanaman endemik semakin berkurang yang diakibatkan oleh berbagai faktor, di antaranya kebakaran hutan, pengambilan liar yang tidak terkontrol, alih fungsi lahan, dan sebagainya.

Dengan berkurangnya populasi, maka tanaman-tanaman ini pun terancam punah sehingga menjadi prioritas pemerintah untuk melindungi, mengawasi, dan menjaga keberadaannya.

Terlebih lagi dengan karakteristik yang hanya tumbuh di habitat aslinya, maka menjaga habitat agar tetap lestari pun perlu diperhatikan.

Berikut daftar 4 tanaman endemik di Indonesia yang keberadaannya terancam punah dan perlu dilakukan upaya penyelamatan, dikutip dari siaran resmi Pupuk Kaltim seperti yang dilansir Antara, Minggu (13/3/2022).

1. Acung Jangkung

-
Seorang warga mengamati bunga bangkai jangkung (Amorphophallus Decussilvae) di kawasan lereng Gunung Ciremai, Palutungan, Kuningan, Jawa Barat, Rabu (27/4). (ANTARA FOTO/Ivan Pramana Putra)

 

Amorphophallus decus-silvae Backer & Alderw. atau lebih dikenal dengan acung jangkung merupakan tanaman endemik jenis bunga bangkai yang hanya dapat ditemukan di wilayah Jawa Barat dan Jawa Tengah bagian barat.

Tinggi dari acung jangkung dapat mencapai 2 - 3,5 meter dengan warna tangkai daun keabu-abuan dengan totol acak berwarna coklat tua.

Sebagaimana bunga bangkai pada umumnya, pada waktu mekar, acung jangkung mengeluarkan bau bangkai yang menyengat. Akan tetapi, umbi dari tanaman ini ternyata berpotensi menjadi sumber karbohidrat.

Populasi acung jangkung kian menurun dan diperkirakan kurang dari 10.000 tanaman yang ada di alam berdasarkan catatan LIPI. Selain karena kurangnya pembudidayaan, maraknya peralihan fungsi kawasan juga menjadi penyebab terancamnya keberadaan acung jangkung di habitatnya.

2. Pohon Palahlar

Memiliki nama latin Dipterocarpus littoralis Blume, pohon palahlar merupakan tanaman endemik dari Pulau Nusakambangan. Dengan tinggi mencapai 35 meter, pohon ini berpotensi menjadi penghasil kayu komersial yang berkualitas dan bernilai jual tinggi. Selain itu, pohon palahlar juga bermanfaat sebagai tanaman obat, utamanya pada bagian kulit kayu dan daunnya berkhasiat sebagai anti-bacterial.

Pembalakan liar menjadi salah satu kendala akan berkurangnya populasi dan persebaran pohon palahlar. Guna melestarikan pohon palahlar, dapat dilakukan melalui biji dan cabutan semai di alam.

Halaman:

Editor: Administrator

Tags

Terkini

Ada dari Sumatra, Ini 3 Smart City di Indonesia

Minggu, 28 April 2024 | 11:35 WIB

Kemnaker Luncurkan Program K3 Nasional 2024-2029

Kamis, 25 April 2024 | 21:56 WIB
X