Melakukan sebuah pekerjaan secara bersama-sama atau bertim dianggap bisa meringankan beban yang ada. Kamu tak perlu menghabiskan banyak waktu untuk menyelesaikan tugas yang bukan milikmu dan kamu hanya perlu fokus mengerjakan tugas yang menjadi bagianmu dengan sebaik mungkin.
Selain itu, bekerja secara tim mampu meningkatkan keakraban antar anggota tim dan meminimalisir perselisihan yang bisa saja terjadi kalau pekerjaan tersebut dilakukan secara perseorangan, seperti misalnya ‘saling sikut’ atau menjatuhkan karena rasa iri antar rekan kerja.
Lalu bagaimana kalau seandainya ada teman satu timmu yang justru berbuat curang dan merugikanmu? Bagaimana jika ternyata ia tak mengerjakan bagiannya dan memilih untuk melemparkan tugasnya tersebut kepadamu dan ia mengaku kepada atasan kalian bahwa dirinya yang telah menyelesaikannya? Apa yang akan kamu perbuat?
Pertama, jangan terpancing emosi. Hadapi temanmu yang curang itu dengan cara yang cerdas. Mintalah atasanmu untuk mengetesnya di hadapan kalian berdua. Jika cara dan hasil yang digunakannya berbeda dari output yang ada, sudah bisa dipastikan kalau memang bukan temanmu itu yang mengerjakannya. Dan ia hanya mengaku-ngaku saja.
Kemudian, serahkan semuanya kepada atasanmu untuk menindaklanjuti hal tersebut. Jika teman satu timmu tersebut meminta maaf padamu, maafkanlah saja dia. Tapi untuk selanjutnya, tolaklah dengan halus jika kamu diminta untuk kembali bertim dengannya. Jangan sampai kamu jatuh lagi di lubang yang sama.
Dan yang terakhir, bersikaplah seperti biasanya. Jangan menjauhinya secara langsung. Cukup batasi saja dirimu untuk tak terlalu banyak berinteraksi dengannya. Maka dengan demikian, lambat laun ia akan menyadari kesalahannya itu dan doakan saja agar ia berubah menjadi lebih baik.
